REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan tengah menyiapkan bisnis model baru untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Nantinya bisnis tersebut akan didorong ke sektor produktif.
"Saat ini belum selesai. Kita segera cari dan buat sesegera mungkin," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu, (22/3). Ia menambahkan, OJK sedang mendesain ekosistem pembiayaan di sektor produktif atau prioritas, di antaranya pertanian, manufaktur, dan pariwisata.
Muliaman menjelaskan, contoh bisnis model baru adalah melibatkan beberapa pihak. Misalnya ada nasabah membeli produksi pelaku UMKM dan menjamin ketersediaan pupuk maupun bibit dengan kualitas utama. "Jadi kita coba bangun semacam value change lending model. Kita buat ekosistem lingkungan di beberapa sektor pertanian yang diimplementasikan melalui KUR," jelasnya.
Menurutnya, bila ekosistem tersebut sudah berjalan, maka perbankan pun akan lebih berani menyalurkan KUR karena sudah ada kepastian dari pembeli. Meski begitu Muliaman memastikan, saat ini belum ada rencana penyesuaian bunga KUR.
Tahun ini pemerintah memang tengah gencar mengembangkan program KUR terutama ke sektor produktif sebanyak 40 persen. Bahkan plafonnya ditambah, sebelumnya pada 2016 sebesar Rp 100 triliun kini menjadi Rp 110 triliun dengan bunga sembilan persen.
"Jadi target implementasi KUR pada 2017 adalah tidak lebih rendah dibandingkan 2016 lalu," tambah Muliaman. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop), sampai 31 Desember 2016 penyaluran KUR mencapai Rp 94,4 triliun.