Senin 20 Mar 2017 20:49 WIB

Kementan Sebut Surplus Cabai Hingga Juni

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aki gerakan tanam (gertam) cabai di Sumatera Utara
Foto: Balitbangtan
Aki gerakan tanam (gertam) cabai di Sumatera Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi cabai besar dan cabai rawit diprediksi mengalami over supply atau surplus hingga Juni 2017. Hal tersebut diakibatkan masuknya masa panen di berbagai sentra dan gerakan tanam cabai pekarangan yang digagas Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

"Gerakan tanam cabai 10 juta bibit, April, Mei akan panen," ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono, Senin (20/3). Cabai membutuhkan waktu tiga bulan untuk dapat dipanen.

Dalam kesempatan tersebut Spudnik menyampaikan angka perkiraan ketersediaan cabai rawit bulan ini sebesar 75.465 ton dengan kebutuhan 68.472 ton. Begitu juga tiga bulan ke depan.

Pada April, keterseidaan cabai rawit mencapai 79.170 ton dengan kebutuhan 70.446 ton. Pada Mei 2017, produksi meningkat mencapai 82.602 ton dengan kebutuhan 73.689 ton. Sedangkan produksi pada Juni 2017 meningkat hingga 84.133 ton dengan kebutuhan 75.050 ton.

Surplus juga dialami cabai besar dengan produksi bulan ini diprediksi mencapai 98.465 ton dengan kebutuhan 91.841 ton. Sementara April, angka prognosa ketersediaan sebesar 99.350 ton dengan kebutuhan 92.085 ton.

Surplus kembali terjadi hingga Juni tahun ini dengan angka produksi pada Mei mencapai 103.574 ton dengan kebutuhan 96.003 ton, sementara Juni 2017 naik menjadi 103.955 ton dengan kebutuhan 95.211 ton.

Hal ini membuat pihaknya optimis harga tetap stabil menjelang perayaan hari besar Idul Fitri maupun Ramadhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement