Jumat 17 Mar 2017 03:41 WIB

BI tak Khawatir dengan Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Seorang pejalan kaki melintasi logo Bank Indonesia di gedung BI kawasan Thamrin, Jakarta Pusat
Foto: Antara
Seorang pejalan kaki melintasi logo Bank Indonesia di gedung BI kawasan Thamrin, Jakarta Pusat

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, kenaikan suku bunga The Fed (Fed Fund Rate/FFR) tadi malam sudah diantisipasi oleh para pelaku pasar. Hal itu membuat kondisi pasar keuangan relatif stabil.

"Bahkan rupiah menguat 12,0 basis poin pada penutupan perdagangan hari ini. Begitu juga IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) ditutup menguat 1,5 basis poin menjadi 5.500 sekian," ujar Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo.

Menurutnya, kekhawatiran kenaikan FFR dapat melemahkan emerging market tidak terjadi. Indonesia pun dari sisi fundamental masih dianggap positif.

"Kami lihat masih positif. Inflow perekonomian sampai 13 maret masih ada ekuivalen 2,1 miliar dolar AS sampai 2,2 miliar dolar AS," ujar Dody. Ia menambahkan, Indonesia masih dipandang baik dari sisi bunga dan return yang diterima dari pembelian surat berharga di domestik.

"Kita berharap sebentar lagi rating agency yang akan datang ke Indonesia dapat memperbaiki peringkat investasi kita. Agar semakin banyak investor berinvestasi," tambahnya.

Dody menegaskan, BI akan terus memantau suku bunga The Fed yang diperkirakan akan naik tiga kali pada tahun ini. "Pada Maret ini sudah naik yang pertama, untuk selanjutnya kita akan terus amati perkembangannya dari waktu ke waktu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement