Selasa 14 Mar 2017 20:20 WIB

Naik Peringkat, Dana Kelolaan BNI Asset Management Capai Rp 16,98 Triliun

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Investasi reksadana
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Investasi reksadana

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- BNI Asset Management (BNI-AM) berhasil menutup tahun 2016 dengan mengumpulkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) sebesar Rp 15,52 triliun atau meningkat 35 persen dari akhir 2015. BNI-AM berambisi untuk meningkatkan performa bisnisnya di tahun 2017.

BNI-AM menduduki peringkat tujuh di akhir 2016. Pada 2017, BNI-AM berhasil naik ke peringkat lima di dalam League Table Manajer Investasi dengan total AUM Rp 16,98 triliun per 28 Februari 2017. Presiden Direktur BNI-AM, Reita Farianti, mengatakan produk unggulan yang menjadi penyumbang terbesar kenaikan peringkat ini berasal dari produk Reksa Dana Pendapatan Tetap (BNI-AM Makara Investasi) dan Reksa Dana Pasar Uang.

Reksa Dana Pendapatan Tetap BNI-AM Makara Investasi membukukan YTD return per 13 Maret 2017 sebesar 2,24 persen dan berada di atas benchmark Infovesta Corporate Bond Index. "Sementara, Reksa Dana Pasar Uang Kemilau membukukan YTD return per 13 Maret 2017 sebesar 1,28 persen berhasil mengalahkan benchmark Indeks Reksadana Pasar Uang (Infovesta Utama)," ujar dia, Selasa (14/3).

Reita juga mengatakan kenaikan peringkat BNI-AM awal 2017 ini tidak lepas dari strategi perusahaan yang tecermin dari Corporate Roadmap 2014-2018. Perusahaan selalu mengedepankan peningkatan kuantitas dan kualitas.

Peningkatan kuantitas terbukti dari kenaikan AUM sebesar 35 persen dari 2015 sampai 2016. "Ini melalui strategi penjualan kepada investor institusi skala besar maupun penambahan agen penjual baik bank maupun nonbank untuk investor ritel," ujar Reita.

Reita mengatakan meningkatan Kualitas terbukti dari peningkatan pendapatan perusahaan yang diperoleh dari pengelolaan produk-produk bermarjin tinggi seperti reksa dana saham, campuran maupun penyertaan terbatas. Di akhir 2016, dana kelolaan Reksa Dana Saham BNI-AM meningkat sebesar 172 persen dibanding tahun sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement