Senin 13 Mar 2017 00:15 WIB

Teknologi akan Dorong Perkembangan Wirausaha Indonesia

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Maman Sudiaman
Wirausaha/ilustrasi
Wirausaha/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasio wirausaha Indonesia mengalami kenaikan yang sebelumnya hanya 1,67 persen kini menjadi 3,1 persen. Guna meningkatkan wirausaha di Indonesia, Kepala Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi menilai pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu mendorong wirausaha agar semakin melek teknologi.

Eric menuturkan, meski tidak semua wirausaha di Indonesia saat ini langsung bersinggungan dengan dunia financial technology (fintech), tapi ke depannya fintech bisa mendorong bisnis mereka.

"Misalnya untuk payment via mobile phone dan internet," ujar Eric pada Republika, Ahad (12/3).

Dalam kaitannya dengan fintech, lanjut Eric, yang mesti dan sedang dikerjakan pemerintah adalah mendorong para wirausahawan ini untuk melek teknologi dan memfasilitasi penggunaan teknologi untuk bisnis mereka. Pemerintah bisa bekerjasama dengan OJK untuk mendorong penggunaan fintech di kalangan wirausahawan, juga memfasilitasi kerjasama wirausahawan ini dengan perbankan.

"Sejauh ini saya lihat bank-bank besar sudah lama tertarik (kerja sama dengan wirausaha), tapi memang butuh dana untuk investasi di teknologi,"tutur Eric.

Menurut Eric, untuk mendorong wirausaha, bank-bank bisa bekerjasama dengan membuat program wirausaha, apalagi kalau ada dukungan dari pemerintah. Hal ini tampaknya juga menjadi concern kandidat pemimpin daerah, seperti dalam program OK OCE kandidat pemimpin DKI Jakarta Anies Baswedan - Sandiaga Uno.

Adapun dari sisi regulasi, fintech domainnya berada di OJK. Namun, pemerintah dapat memfasilitasi sisi wirausahanya. "Misalnya dengan memberikan training dan pendampingan untuk wirausaha, supply informasi potential buyers dan harga, bisa dengan internet atau info via mobile phone," kata Eric.

Dengan demikian, diharapkan jumlah wirausaha Indonesia semakin bertambah. Apalagi sektor UMKM dinilai memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian.

Sebelumnya Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga mengatakan, Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) adalah gerakan yang tumbuh dari bawah sehingga memiliki fondasi yang kuat untuk berkembang.

"Hal itu yang antara lain membuat ratio wirausaha Indonesia yang pada 2013/2014 lalu masih 1,67% kini, berdasarkan data BPS sudah naik menjadi 3,1 persen," kata Puspayoga dalam acara Gerakan Kewirausahaan Nasional 2017 dan penyerahan penghargaan para pemenang Wirausaha Muda Mandiri 2016 di Graha Widya Wisuda IPB, Bogor, Sabtu (11/3).

Puspayoga mengakui, rasio wirausaha sebesar 3,1 persen itu masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, seperti Malaysia 5 persen, Cina 10 persen, Singapura 7 persen, Jepang 11 persen, maupun AS yang 12 persen. Setidaknya, rasio sudah di atas batas minimal 2 persen dan dirinya meyakini hal itu akan terus berkembang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement