Jumat 10 Mar 2017 00:07 WIB

Jerman Intip Peluang Kerja Sama Ekonomi di DIY

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Maman Sudiaman
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan di lahan pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (27/1).
Foto: Nico Kurnia Jati
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan di lahan pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Duta Besar Jerman untuk Indonesia Michael Freiherr Von Ungern Sternberg beraudiensi dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Gedhong Wilis Yogyakarta, Kamis (9/3).Menurut Sternberg, pertemuannya dengan Sultan HB X membicarakan berbagai hal diantaranya tentang sudah terjalinnya Jerman dengan Yogyakarta terutama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, situasi politik dan tata kota.

Ia mengatakan Jerman  dan Yogyakarta memiliki tata kota yang baik. Ini salah satu bidang yang ke depan bisa dikerjasamakan. Selama ini kerjasama yang sudah berjalan adalah pertukaran mahasiswa dan pelajar. Selain itu, akan dicari peluang-peluang untuk kerjasama di bidang ekonomi.

‘’Saya ingin sekali menggali lebih lanjut potensi kerjasama di bidang ekonomi. Saat ini kai sedang mencari kesempatan apakah bisa di masa mendatang dapat dilakukan pertukaran ahli tata kota,’’tuturnya.

Dubes Jerman di Indonesia ini mengatakan kalau mencari yang ukurannya sama dengan Yogyakarta mungkin di Jerman hanya ada satu kota yaitu Berlin. Kota-kota lain di Jerman juga memiliki problem yang sama dengan Jakarta yakni kemacetan, barangkali soal insfrastruktur dan transportasi masih menjadi persoalan serius.

Kalau di Yogyakarta meskipun memiliki populasi yang lumayan besar, tetapi tidak memiliki masalah sama dengan Jakarta. ‘’Kami berusaha membuat lalu lintas yang masuk berkurang. Bahkan kalau bisa tidak masuk ke kota dan mengubahnya ke transportasi publik, pedesterian dan sepeda,’’katanya.

Ditanya soal kemungkinan kerja sama sister province dengan Berlin karena menurut Sternberg antara Berlin dengan Yogyakarta ada kesamaan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan belum tentu.‘’Mungkin kerja samanya lebih pada keinginan saling belajar yang berkaitan dengan tata kota. Kami juga ingin belajar tentang tata kota. Dubes Jerman di Indonesia tidak tahu kalau akhir pekan juga macet.  Untuk memecahkannya dengan cara kendaraan yang mau masuk tidak perlu lewat kota. Hal seperti itu tidak hanya pemikiran kita, tapi juga membutuhkan perbandingan. Kalau ternyata tidak mengurangi beban kota jadi percuma,’’ungkap Sultan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement