REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Joko Widodo berharap agar provinsi Kalimantan Timur bisa mengembangkan sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan industri pengolahan. Sektor-sektor ini diharap mampu menunjang perekonomian daerah tersebut, di luar sektor pertambangan.
Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, saat ini kondisi komoditas minerba di pasar global memang tengah membaik. Hal ini dipastikan bisa membuat perekonomian di Kalimantan Timur (Kaltim) ikut menggeliat. Namun, kondisi perekonomian yang membaik seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor lain di luar pertambangan.
"Penting sekali pengembangan sektor-sektor alternatif ini, kita harapkan dapat memberikan nilai tambah serta menyerap banyak tenaga kerja di Kalimantan Timur," kata Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Negara, Kamis (9/3).
Dari data yang dimiliki, usaha nonpertambangan cenderung tumbuh positif, tapi belum mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur secara keseluruhan. Agar perekonomian Kalimantan Timur bisa tumbuh ke arah positif dan lebih cepat lagi, maka infrastruktur pendukung harus dibenahi.
Seperti infrastruktur transportasi tol Balikpapan-Samarinda, Jalan Trans Kalimantan, pembangunan jalur kereta api, pembangunan bandara dan penyiapan pelabuhan serta galangan kapal. Pun infrastruktur penunjang untuk pengembangan kawasan-kawasan industri pengolahan di Kalimantan Timur seperti KEK Maloy yang nantinya akan difokuskan pada industri pengolahan kelapa sawit.
Perlu juga menuntaskan pembangunan waduk, bendungan, yang selain bermanfaat bagi pengembangan usaha sektor pertanian juga dapat dikembangkan untuk penyediaan air baku sebagai sumber energi alternatif.
Di sisi lain, Jokowi tetap berharap adanya pertumbuhan ekonomi seiring dengan mulai beroperasinya pabrik baru CPO (crude palmo oil), pembangunan kilang minyak di Bontang, serta upgrading kilang-kilang minyak existing oleh Pertamina di Kalimantan Timur.