Kamis 09 Mar 2017 16:51 WIB

Menperin Resmikan Pabrik Coca Cola di Pasuruan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Coca Cola
Foto: Coke
Coca Cola

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan pabrik PT Coca Cola Amatil Indonesia di Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Kamis (9/3). Pabrik yang diresmikan tersebut terdiri dari pusat distribusi dan fasilitas produksi preeform.

Airlangga mengatakan, industri makanan dan minuman menjadi industri strategis yang memiliki prospek cerah. Hal itu ditunjukkan oleh laju pertumbuhan industri makanan dan minuman pada kuartal IV 2016 sebesar 8,46 persen. Angka itu hampir dua kali lipat di atas pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 4,42 persen.

Meski demikian, ia mengakui masih terdapat beberapa permasalahan. Oleh sebab itu, ia meminta dunia usaha melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu, produktivitas, dan efisiensi proses produksi. Kemenperin juga akan terus berkomitmen menyiapkan tenaga kerja yang andal melalui penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

“Kemenperin akan terus berupaya melakukan pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan, serta program pembinaan dengan pengembangan SMK berbasis kompetensi yang link and match dengan industri,” kata dia, melalui keterangan resmi.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengajak PT Coca Cola Amatil Indonesia untuk terus berinvestasi dan mengembangkan usahanya di Jawa Timur. Sebab, Jatim berperan sebagai hub perdagangan untuk kawasan timur Indonesia dan Kalimantan.

“Mendirikan industri di Jatim merupakan keputusan tepat karena pasar yang ada sangat besar dan terus berkembang. Hal tersebut menjadikan Jatim sebagai lokasi investasi yang sangat menarik di Indonesia,” ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Alasan lainnya, lanjutnya, biaya pengiriman barang dan jasa lebih murah ketimbang pengiriman melalui pelabuhan di Makassar. Hal ini bisa meningkatkan efisiensi distribusi produk-produk Coca Cola ke wilayah lain khususnya ke kawasan timur Indonesia.

“Jatim merupakan salah satu tempat paling efisen untuk mengembangkan usaha industri.  Jatim juga sudah dikenal sebagai provinsi industri karena industri mampu memberi sumbangan sebesar 28,92 persen terhadap PDRB. Padahal menurut Menteri Perindustrian, batas minimal sebuah daerah disebut provinsi industri bila memberi kontribusi sebesar 25 persen terhadap PDRB. Apalagi Jatim sudah menyumbang sebanyak 28,92 persen,” ujar dia..

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement