REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan penambahan 10 persen populasi satwa prioritas terancam punah dalam kurun waktu lima tahun (2015-2019). Salah satu caranya adalah memaksimalkan breeding di lembaga konservasi.
"Tugas kami diberikan langsung oleh Menteri LHK untuk meningkatkan spesies yang ada," ujar Direktur Taman Safari Indonesia Tony Sumampau, Selasa (7/3).
Ia mengatakan, satwa yang dititipkan kepada lembaga konservasi harus dapat bermanfaat dan berkembang biak dengan baik. Sejaun ini lembaga konservasi di Indonesia diakuinya masih beragam, ada yang memiliki pengelolaan baik dan belum baik untuk kemudian bisa dibina untuk menjadi lebih baik.
Salah atu kesuksesai TSI dalam breeding adalah menetasnya 14 anak komodo tahun ini dari pasangan Rangga (jantan) dan Rinca (betina). "Program ini sudah direncanakan lama," katanya.
Kelahiran dan penetasan anak komodo tersebut diakui Tony tidak mendadak, melainkan melalui perencanaan bahkan sejak sebelum kawin. TSI mulai menghadirkan komodo pada 2012 sebanyak lima pasang.
Untuk melakukan pengembangbiakan, pihaknya melakukan uji kesuburan pada komodo betina dan memasangkannya dengan pejantan. Sayangnya, dari 5 pasangan komodo yang ada, baru Rangga dan Rinca yang menhasilkan telur.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Dahono Aji mengatakan, komodo yang memiliki nama varanus komodoensis ini merupakan satwa liar yang dilindungi undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya juga Peraturan Pemerintah Nomor. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
"Satwa yang termasuk dalam daftar IUCN Red List, dengan status rentan secara populasi ini memiliki habitat asli di Taman Nasional Pulau Komodo," katanya.
Ia mengatakan, populasi komodo di habitat alaminya yakni di TN Komodo saat ini sebanyak 3.012 yang tersebar di lima pulau di kawasan tersebut, sedangkan di luar habitat alaminya terdapat sebanyak 103 individu.
Sementara itu Dokter Hewan di TSI Bongot Huaso Mulia yang juga studhook keeper TSI mengatakan, berdasarkan data 2014, jumlah komodo di dunia sekitar 380-an. Menariknya, kata dia, beberapa dari komodo tersebut sekitar 4 individu jantan lahir. "Keempatnya merupakan hasil dari kelahiran dari komodo betina tanpa bantuan jantan," ujarnya. Kelamin komodo diakui Bongot baru diketahui setelah berusia lima bulan.