REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Masyarakat Tasikmalaya dan Bandung diimbau tidak mengkhawatirkan terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) menyusul terjadinya kebocoran pipa transfer BBM Pertamina di wilayah Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Hingga saat ini, upaya perbaikan kebocoran pipa transfer BBM dari Cilacap ke Bandung ini telah ditangani oleh petugas Tim Teknik dan Health Safety Security Environment (HSSE) Pertamina MOR IV. Di sisi lain stok BBM di kilang Cicalacap masih sangat mencukupi kebutuhan BBM untuk ke-dua daerah di Provinsi Jawa Barat tersebut.
“Sebab masih ada pipa transfer BBM lain untuk dari Cilacap hingga beberapa daerah di Jawa Barat,” jelas Officer Communication and Relations Jawa Bagian Tengah, Muslim Dharmawan di Semarang, Selas (7/3).
Menurut Muslim, kebocoran pipa milik Pertamina ini terjadi di kilometer (KM) 67, di wilayah Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja. Namun terdapat dua jalur pipa di area tersebut, masing- masing CB 1 dan CB 2.
Kedua pipa ini merupakan pipa yang berfungsi mentransfer BBM dari Cilacap menuju Bandung dan sekitarnya. Dicurigai pipa yang bocor berasal dari pipa CB 1 ukuran berdiameter 10 inchi berisi Premium, dengan panjang 128 kilometer menuju Tasikmalaya.
Kejadian bocornya pipa tersebut di ketahui sekitar pukul 14.00 WIB oleh petugas penjaga pintu perlintasan Kereta Api yang kemudian melaporkan kepada aparat setempat dan diteruskan ke security Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Lomanis.
Petugas TBBM Lomanis langsung melakukan tindakan pengamanan dengan menutup Valve untuk menghentikan aliran ke pipa tersebut agar tidak membahayakan masyarakat yang berada di sekitar jalur pipa.
Ia juga mengakui, atas kejadian bocornya pipa transfer BBM ini memang sempat membuat masyarakat sekitar berebut menampung bocoran premium, tanpa menyadari bahaya yang akan timbul apabila terjadi percikan api.
“Namun sekarang kondisi di lokasi kejadian sudah dilokalisir dengan di pasang Police Line pada radius 100 meter dari lokasi kebocoran dan di jaga oleh aparat TNI/ Polri agar masyarakat tidak mendekat ke lokasi,” katanya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lapangan, lanjut Muslim, mulai Selasa pukl 04.00 WIB sudah dilakukan penggalian di area tersebut untuk mencari titik kebocoran dengan mengerahkan alat berat dan melibatkan masyarakat serta aparat setempat.
Tim Teknik dan HSSE Pertamina MOR IV sudah berada dilokasi sejak Senin (6/3) malam untuk melakukan tindakan- tindakan pengamanan agar tidak menimbulkan bahaya yang lebih besar akibat bocoran tersebut.
Pertamina MOR IV menjamin pasokan BBM ke wilayah Tasikmalaya dan Bandung tidak terganggu karena masih ada pipa CB 2 dengan ukuran diameter 16 inchi sampai Ujungberung, di sambung pipa berdeiamater 12 inch sampai ke Padalarang.
“Kami harapkan masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan terkait suplai BBM ke wilayah tersebut, karena stok kami masih sangat mencukupi,” lanjutnya.
Terkait dengan adanya kebocoran ini, Pertamina juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat sekitar yang sudah terganggu. “Tak lupa kami juyga mengapresiasi semua pihak yang sudah membantu mengatasi kejadian ini, tandas Muslim.
Seperti diketahui, sebelumnya telah terjadi kebocoran pipa transfer BBM jalur Cilacap- tasikmalaya di Dusun Cikaronjo wilayah RT 01/ RW 09 Desa Tarisi. Akibat kebocoran ini telah mengeluarkan semburan BBM premium.
Kejadian ini kli pertama diketahui oleh Sukiman (54), petugas penjaga pintu perlintasan kereta api di area tanah kosong milik PT KAI. Kebocoran pipa ini selanjutnya dilaporkan kepada perangkat desa setempat sebelum akhirnya diteruskan kepada aparat berwajib.