REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (3/3) pagi bergerak melemah sebesar empat poin menjadi Rp 13.361, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.357 per dolar AS.
Pada perdagangan Kamis (2/3), rupiah ditutup pada Rp 13.357 per dolar AS, menguat dari posisi pembukaan di Rp 13.367 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah relatif masih stabil seiring dengan pasar surat utang negara (SUN) yang terlihat menguat meski dibayangi sentimen kenaikan inflasi domestik," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat.
Rangga Cipta menambahkan bahwa Bank Indonesia yang berkomitmen untuk menjaga kestabilan mata uang domestik ketika mayoritas kurs di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS, membuat tekanan rupiah cenderung tertahan. "Saat ini dolar AS cenderung menguat terhadap mata uang global seiring dengan semakin banyaknya pejabat The Fed yang menyerukan kenaikan suku bunga AS ditargetkan dalam waktu dekat," katanya.
Ia menambakan bahwa sentimen mengenai klaim pengangguran di Amerika Serikat yang diumumkan menurun ke 223.000 dari 244.000 juga turut membantu dolar AS mengalami apresiasi.
Sementara itu,analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa nilai tukar rupiah bergerak dalam kisaran sempit di tengah antisipasi investor terhadap kebijakan The Fed berkenaan suku bunga. "Saat ini masih minim faktor yang mendorong rupiah untuk bergerak di area positif, sentimen pasar saat ini cenderung tertuju ke eksternal terutama dari AS," kata Lukman Leong.