REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan syariah pada tahun ini akan menggencarkan pembiayaan ke proyek infrastuktur yang digarap Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sektor pembiayaan dengan tenor jangka panjang ini dinilai sesuai dengan karakter penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah yang sebagian besar berasal dari dana haji.
PT Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tahun ini membidik pembiayaan di sektor infrastruktur dengan nilai diperkirakan sebesar Rp 3,6 triliun. Direktur Wholesale Banking BSM Kusman Yandi merinci, proyek-proyek tersebut antara lain ke Pelindo I yakni pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung senilai Rp 300 miliar.
"Pada triwulan I ada dua (di) pipeline yang digarap perusahaan BUMN karya yang diperkirakan masing-masing sebesar Rp 1 triliun," ujar Kusman di Kantor Pusat BSM, Wisma Mandiri, Jakarta, Rabu (1/3).
Untuk mendanai proyek infrastruktur, perseroan akan mengandalkan likuiditas yang berasal dari simpanan dana haji yang memiliki tenor panjang hingga 10 tahun. Karakter pendanaan ini dinilai cocok dengan karakter proyek infrastruktur yang memang memberikan imbal hasil dalam jangka panjang.
"Dana tabungan haji itu kan masuk DPK. DPK ini kan bergulir. Jadi bank syariah diberi kesempatan untuk mengelola dana tersebut," katanya.
Saat ini, perseroan telah kelebihan likuiditas, yakni sekitar Rp 17 triliun. Sehingga pada tahun ini perseroan akan lebih gencar mendorong pembiayaan dibandingkan menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK).
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Syariah (Persero) atau BNI Syariah pada tahun ini berkomitmen menyalurkan pembiayaan infrastruktur untuk meningkatkan pembiayaan di segmen komersial.
Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan, pada 2017 ini pertumbuhan pembangunan proyek infrastruktur akan cukup besar dan mulai berjalan masif. Untuk proyek-proyek yang terkait dengan infrastuktur akan diberikan oleh bank induk, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk.
"Jadi nanti BNI akan memberikan porsi mungkin sekitar lima persen dari induk, sekitar Rp 600 miliar," kata Imam.
BNI Syariah menargetkan pembiayaan infrastruktur untuk BUMN pada 2017 sekitar Rp 500 miliar. Strategi pembiayaan infrastruktur dilakukan dengan berkolaborasi bersama induk perusahaan yakni Bank Negara Indonesia (BNI) melalui model value chain.