REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Skema baru Kartu Tani yang saat ini tengah digodok oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Koordinator Perekonomian ditargetkan aplikatif di seluruh Indonesia pada 2019. Saat ini sebanyak 1,2 juta kartu tani telah tersebar di Jawa Tengah.
Direktur Pupuk dan Pestisida Direktorat Jenderal Sarana Prasarana Kementerian Pertanian Muhrizal Sarwani mengatakan, 1,2 juta kartu tani tersebut dikeluarkan oleh Bank BRI. Sedangkan, kartu tani yang dikeluarkan Bank BNI baru mencapai 10 ribu di Jawa Timur.
"Namun (BNI, red) menargetkan 1 juta hingga Juni," katanya saat ditemui di gedung Kementan, Selasa (28/2).
Kartu tani ini nantinya menjadi skema baru dalam penyaluran subsidi pupuk bagi para petani. Ia menjelaskan, kartu tani tersebut bersifat multifungsi karena berisi informasi petani, lahan, informasi panen, kebutuhan sarana produksi pertanian (saprotan), maupun kartu debit untuk penerimaan tabungan, pinjaman, subsidi maupun bantuan.
Dengan begitu akan diketahui luas kepemilikan lahan petani. Seperti diketahui, pupuk bersubsidi hanya diterima petani dengan lahan kurang dari 2 hektare (ha).
Dengan adanya kartu tani diharapkan penyaluran pupuk bersubsidi tidak akan disalahgunakan. Selama ini, kata dia, pupuk bersubsidi kerap kali diselewengkan. Harga pupuk urea bersubsidi dapat dibeli petani Rp 1.800 per kilogram (kg), sedangkan harga pupuk urea di pasaran tanpa subsidi Rp 4.800 per kg.
Sedangkan dengan kartu tani ini, pupuk dengan harga subsidi akan diberikan setelah dilakukan penyesuaian dengan kartu tani. "Semua kios yang ada akan menjadi mitra, BRI link untuk BRI dan agen BNI untuk bank BNI," katanya.
Sebanyak 26 juta keluarga tani yang ada dapat dengan mudah mendapatkan kartu tani. Caranya, Muhrizal melanjutkan, mereka cukup mendaftar kepada para penyuluh untuk kemudian dibantu pengurusannya ke bank.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian hingga 24 Januari, penyaluran pupuk bersubsidi telah terealisasi sebesar 1,36 juta ton atau 83,95 persen dari target 1,62 juta ton. Sementara target realisasi hingga akhir tahun sebesar 8,55 juta ton.