Jumat 17 Feb 2017 01:54 WIB

Cabai Impor Sempat Beredar di Solo

Rep: Andrian Saputra/ Red: Budi Raharjo
Cabai merah
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Cabai merah

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Cabai impor sempat beredar di pasar Gede, Solo. Kendati demikian, peredaran cabai impor tak berlangsung lama disebabkan kalah kualitas dibanding cabai lokal.

Samino (54 tahun) salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Gede misalnya mengaku cabai impor sudah pernah masuk ke pasar Gede pada tahun lalu. Cabai impor masuk ke Solo dengan harga yang terpaut jauh lebih murah dibanding cabai lokal. Meski murah, jelas dia, cabai impor tak begitu diminati oleh warga Solo.

"Harganya bisa selisih 20 ribu dengan cabai lokal, tapi kualitasnya tidak bagus. Kami jadi ambil yang lokal saja lebih bagus kualitasnya untuk pasar di Solo," tutur Samino kepada Republika pada Kamis (16/2).

Dia menjelaskan meski mahal  konsumen seperti pemilik rumah makan, jasa katering tetap memilih cabai lokal. Saat ini, harga cabai rawit merah di Solo mencapai Rp 120 ribu per kilogram, cabai rawit hijau Rp 42 ribu per kilogram, cabai merah besar Rp 22 ribu per kilogram, sedang cabai hijau besar Rp 18 ribu per kilogram. Samino mengaku impor hanya terjadi pada bawang putih karena stok bawang putih lokal yang terbatas.

"Kalau bawang putih baru saya juga milih impor karena stok lokal kita tidak ada, dari Tawangmangu pun kalah. Bawang putih lokal lebih kecil (butir buah) dibanding bawang putih dari Cina," jelas dia.

Sementara itu, Suratmi (44 tahun) pedagang sayur mayur di pasar Ir Soekarno, Sukoharjo, mengaku tak pernah mendapat pasokan cabai impor. Kendati demikian berdasarkan informasi yang diperolehnya dari sesama pedagang, dia mengatakan, kualitas cabai impor kalah jauh dibanding dengan cabai lokal.

"Katanya jelek kualitasnya, takut tidak laku, saya pilih yang lebih bagus saja. Saya jual lokal saja, memang harganya naik tapi masih banyak yang beli. Pembeli hanya mengurangi saja jumlahnya karena harganya masih tinggi," tuturnya.

Sementara itu, Bejo Supriyanto seorang petani cabai di Tawangmangu Karanganyar mengaku khawatir dengan adanya peredaran cabai impor seperti di pasar tradisional di Tulungagung, Jawa Timur. Menurutnya hal tersebut akan mematikan pertanian cabai lokal.

"Kami tahu harga cabai lokal memang mahal, tapi kalau impor ini dibiarkan bisa-bisa petani cabai kita tidak bertani lagi, padahal ini yang membuat kami sejahtera," tuturnya.

Meski demikian, dia mengatakan belum menemukan peredaran cabai impor di Tawangmangu. Hingga saat ini, peredaran cabai impor baru ditemukan di sejumlah pasar tradisional di Tulungagung, Jawa Timur. Cabai impor Cina dipatok harga grosir Rp 54 ribu per kilogram sedang jenis cabai impor India dijual dengan harga Rp 65 ribu per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement