Ahad 12 Feb 2017 22:55 WIB

Ini Kunci Indonesia Tembus 5 Besar Ekonomi Dunia

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Inilah proyek jalan tol sepanjang 131 kilometer yang menghubungkan Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Diharapkan proyek ini akan memacu pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.
Foto: Ronny Muharman/Antara
Inilah proyek jalan tol sepanjang 131 kilometer yang menghubungkan Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Diharapkan proyek ini akan memacu pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah mengamini proyeksi yang dirilis konsultan ekonomi PricewaterhouseCoopers (PwC) yang menyebutkan Indonesia bakal tembus lima besar kekuatan ekonomi dunia. Namun, perhitungan tersebut baru berdasarkan keseimbangan kemampuan belanja antarnegara atau Purchasing Power Parity (PPP), sebagai penyusun Produk Domestik Bruto (PDB).

Deputi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir menilai, prediksi tersebut bisa saja terjadi namun dengan berbagai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Iskandar menjelaskan, bila ditilik dari nominal PDB secara keseluruhan maka Indonesia masih bertengger di peringkat ke-16.

Artinya, lanjut Iskandar, target untuk mengejar nilai PDB baik secara niminal atau berdasarkan paritas kemampuan belanja (PPP), dibutuhkan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang stabil di angka 7,0 persen hingga 2030. Tentu angka pertumbuhan 7 persen bukan lah syarat yang mudah, mengingat  saat ini pemerintah masih bekerja keras mengerek pertumbuhan di kisaran 5,2 hingga 5,4 persen untuk tahun 2017.

"Modal kita selama ini adalah jumlah penduduk yang besar. Namun PDB perkapita kita masih jauh dibanding negara lain. Jadi, syarat untuk masuk jajaran kekuatan ekonomi dunia, ya pertumbuhan di atas 7 persen," ujar Iskandar, Ahad (12/2).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, PDB nasional Indonesia untuk tahun 2016 sebesar Rp 12.406,8 triliun. Sementara PDB per kapita Indonesia di level Rp 47,96 juta per tahun atau 3.605,1 dolar AS per tahun. Iskandar menyebutkan, untuk masuk ke dalam jajaran 5 besar ekonomi dunia berdasarkan paritas kemampuan belanja ataupun PDB secara nominal, maka PDB per kapita Indonesia harus bisa menyentuh 12 ribu dolar AS per kapita.

"Sehingga tidak semudah itu. Tapi, meski susah, bukan tidak mungkin. Itu lah kenapa pemerintah memberikan stimulus ekonomi dengan berbagai paket kebijakan," kata Iskandar.

Diberitakan sebelumnya, kekuatan ekonomi global diprediksi akan mengalami pergeseran dalam 20 hingga 40 tahun ke depan. Lembaga audit dan konsultan ekonomi PricewaterhouseCoopers (PwC) baru saja merilis proyeksi tentang perubahan peta kekuataan ekonomi di tahun 2050. Dalam proyeksi yang disusun oleh Kepala Ekonom PwC John Hawksworth tersebut, Indonesia disebut bakal merangkak naik ke peringkat kelima di tahun 2030 di antara jajaran ekonomi terbesar dunia.

Indonesia akan berjejer di antara 5 besar kekuatan ekonomi dunia bersama dengan Cina, Amerika Serikat (AS), India, dan Jepang. Sementara di tahun 2050, peringkat Indonesia juga bakal merangsek ke peringkat empat, menyusul Cina, India, dan AS di posisi tiga teratas. Laporan ini dihitung berdasarkan purchasing power parity (PPP) atau keseimbangan daya beli masyarakat antar negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement