REPUBLIKA.CO.ID, CILEUNYI -- Seorang perajin di Kabupaten Bandung mampu mengubah tulang kaki sapi limbah dari mi kocok menjadi aneka kerajinan cinderamata. Dadi Darmadi (47), warga Kampung Pasir Tukul RT 04 RW 04 Cileunyi Wetan, Cileunyi, Kabupaten Bandung itupun sudah menembus pasar luar negeri yakni Belanda.
Di tangannya, tulang kaki sapi itu dibuat kerajinan kujang, pipa rokok, taring bahkan sumpit naga ukuran besar dan patung. Ia mengaku mewarisi keahlian sebagai pengrajin dari nenek moyang serta kerabat. Ia sudah menggeluti pekerjaan sebagai pengrajin cinderamata selama 15 tahun. Dia mengaku bangga ketika banyak turis mancanegara datang berkunjung ke rumahnya untuk membeli dan melihat proses membuat barang-barang souvenir tersebut.
Menurutnya, banyak warga lokal yang ingin belajar kepadanya tentang membuat kerajinan tersebut. Dadi mengatakan proses membuat kerajinan cinderamata tidak hanya persoalan teknik. Namun, pembuatan kerajinan itu butuh kesabaran, ketelitian, dan kedisiplinan serta mental yang kuat.
Sosok lelaki pemalu ini mengungkapkan hanya memproduksi bahan mentah kerajinan cinderamata yang kemudian dibeli oleh pedagang ataupun penjual cinderamata. Selanjutnya, mereka akan menuntaskan proses produksi bahan-bahan tersebut agar lebih mengkilap dan bagus.
Para pedagang tersebut biasanya berasal dari Bali, Surabaya, Solo, Jakarta, Banten, Bogor, Malaysia, dan hingga Belanda. Lelaki paruh baya yang memiliki anak satu ini mengatakan tidak memproduksi bahan-bahan kerajinan hingga tahap pemolesan karena tidak cukup waktu untuk menuntaskan itu. Apalagi, dirinya hanya seorang diri memproduksi kerajinan tersebut.
Saat Republika.co.id berkunjung ke kediamannya di Cileunyi, Dadi tengah duduk mengerjakan kerajinan kujang dan taring berbahan tulang kaki sapi bekas mi kocok. Dengan cekatan, ia menghaluskan dan membentuk tulang-tulang itu menjadi kujang atau pun taring dengan menggunakan dasar kakinya sebagai alas. Ia mengaku tulang-tulang tersebut diperolehnya dari pedagang mi kocok di Kota Bandung.
“Sejak 15 tahun terakhir, saya usaha kerajinan patung dan sumpit naga. Baru 7 tahun terakhir mulai memproduksi kerajinan kujang, pipa rokok, dan taring. Tulang kaki sapi bekas mi kocok lebih kuat karena sebelumnya sudah dimasak,” ujarnya, Ahad (12/2).
Ia mengaku awal mula memproduksi kerajinan kujang karena berdasarkan pesanan dari pedagang. Rata-rata kujang, taring, pipa rokok yang dibuat berukuran kecil. Namun, jika pemesan ingin membuat yang lebih besar bisa diproduksi jika tulang kaki sapinya ada. Usai tulang itu dibentuk kemudian dijual ke pedagang yang kemudian memoles kerajinan tersebut agar lebih halus.
Dalam satu minggu, dia bisa membeli 100 tulang kaki sapi ke pedagang mi kocok. Sedangkan satu bulan, bisa mencapai 400 tulang. Kebanyakan tulang yang diperoleh memiliki ketebalan yang tipis dengan ukuran sekitar 20 cm. Di mana, satu buah tulang bisa digunakan untuk membuat kerajinan kujang, taring, pipa rokok atau cangklong.
Dia bisa memproduksi 200 buah cinderamata dalam satu minggu. Harga per kodinya mencapai Rp 40 ribu. "Alhamdulillah kebutuhan sehari-hari tercukupi. Bagi penjual dan pedagang sendiri bisa memperoleh jutaan,” katanya.