Sabtu 11 Feb 2017 02:31 WIB

Buka Rakernas IPC, Ini Pesan Menteri BUMN

Menteri BUMN, Rini Soemarno menghadiri dan membuka kegiatan rakernas atau Rapat Kerja Nasional PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC yang diselenggarakan di IPC Corporate University, Ciawi, Bogor.
Foto: IPC
Menteri BUMN, Rini Soemarno menghadiri dan membuka kegiatan rakernas atau Rapat Kerja Nasional PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC yang diselenggarakan di IPC Corporate University, Ciawi, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Rini Soemarno menghadiri dan membuka kegiatan rakernas atau Rapat Kerja Nasional PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC yang diselenggarakan di IPC Corporate University, Ciawi, Bogor. Rakernas yang dilaksanakan selama dua hari 9-10 Februari 2017 dengan tema 'Enhancement IPC Menuju Kinerja Unggul' merupakan aktivitas rutin IPC untuk melakukan evaluasi terhadap pencapaian 2016.

Rakernas IPC merupakan suatu media untuk menjembatani kebutuhan komunikasi internal antara direksi dengan manajemen anak perusahaan, cabang pelabuhan, dan divisi-divisi dalam menyampaikan informasi atas perkembangan perusahaan. Acara juga diisi dengan arahan dari direksi IPC dan focus group discussion (FGD) terkait dengan program peningkatan tata kelola perusahaan (GCG), optimalisasi pendapatan, dan biaya perusahaan. 

"BUMN harus berfungsi sebagai value creator dan agent of development untuk dapat lebih optimal dalam kehadirannya untuk negeri melalui sinergi dan kemitraan," ungkap Rini saat membuka kegiatan rakernas dan meninjau fasilitas IPC Corporate University melalui keterangan, Jumat (10/2). 

Menyikapi permintaan menteri BUMN, IPC telah menetapkan corporate roadmap hingga 2020. Selain itu, direksi juga telah menetapkan target kinerja IPC 2017. Target ini antra lain trafik petikemas 6,8 juta TEUs, pendapatan Rp 10,5 triliun, EBITDA Rp 3,6 triliun, total aset Rp 52 triliun, dan CAPEX Rp 4,6 triliun.

Elvyn G Masassya, direktur utama IPC menjelaskan, perusahaan telah menetapkan corporate roadmap yang sejalan dengan visi baru untuk menjadi pengelola pelabuhan berkelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan. Disertai dengan usaha-usaha untuk menghadirkan sustainable superior performance.

"Perusahaan mulai melakukan pembenahan di semua aspek (going concern, governance, pending matters, dan business development) secara bertahap. Fase fit in infrastructure secara komprehensif diselesaikan pada 2016 sebagai fondasi yang solid untuk dilanjutkan dengan fase enhancement pada 2017," ujar Elvyn.

Menurutnya, 2017 merupakan tahun enhancement. Karenanya, perusahaan perlu secara komprehensif meneruskan transformasi untuk memperkuat dan mengembangkan bisnis dan aksi di atas fondasi yang telah dibangun pada periode sebelumnya.

Benang merah perusahaan pada 2017 antara lain, perbaikan dan peningkatan dalam aspek operasional dan pelayanan, termasuk pengadaan, modernisasi alat, dan program pemasaran. Kemudian pengembangan anak perusahaan, pembangunan infrastruktur pada pelabuhan-pelabuhan baru, dukungan aktif terhadap program pemerintah untuk pembentukan holding, serta penguatan dan pengembangan usaha.

"Dalam mencapai target perusahaan yang ditetapkan dengan paradigma dan platform baru tersebut pun, penting bagi organisasi ini untuk menggunakan cara yang luar biasa dalam membangun dan mengembangkan kebiasaan dan budaya kolaboratif," ujar Elvyn.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement