REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Outlook lembaga internasional menyebutkan perkembangan perekonomian nasional diperkirakan bisa masuk di angka 5,1 persen pada tahun 2017. Bahkan Bank Central memprediksi pertumbuhan bisa mencapai 5,4 persen.
Untuk itu Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) RI akan terus memberi masukan yang konstruktif pada pemerintah agar pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia berkembang dengan baik.
Hal tersebut diutarakan Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Arif Budimanta dalam focus group discussion dengan tema "Pengembangan Kawasan Industri untuk Mewujudkan Pembangunan Industri di Luar Pulau Jawa", Kamis (9/2) kemarin di hotel JS Luwansa.
Arif mengatakan, dengan 15 paket deregulasi kebijakan yang telah dibuat pemerintah, dia meyakini hal tersebut memberi dampak yang positif pada dunia usaha.
"Apalagi Presiden mempunyai perhatian yang tinggi pada hal ini dengan kebijakan pembiayaan yang tidak melulu berpusat di satu tempat, tapi juga masuk ke desa-desa," kata Arif.
Arif mengatakan, KEIN dibentuk oleh pemerintah untuk melakukan kajian tentang perekonomian dan industri. Dari kajian itu, akan disampaikan policy memo kepada Presiden. KEIN juga melakukan tugas lainnya seperti merumuskan road map industrialisasi Indonesia.
"KEIN juga kerja sama dengan Perguruan Tinggi di Indonesia guna menyusun roadmap industrialisasi di Indonesia," ujar Arif.
FGD kali ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam pengembangan kawasan industri. Dengan begitu diharapkan FGD dapat memberikan masukan yang tepat bagi pemerintah.
"Pemerintah sebagai regulator dan inisiator harus duduk bersama-sama industri dalam penentuan dan pengembangan kawasan. FGD ini sebagai trigger untuk melihat dimana hambatannya," kata dia.
"Dengan danya kajian ini akan terlihat model seperti apa yang bisa sukses. Sehingga pemerintah bisa mendapat sudut pandang," ujar Arif.