Kamis 09 Feb 2017 10:31 WIB

Peringkat Moody's Beri Efek Positif ke Pasar Saham Indonesia

Pekerja melintas disamping layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melintas disamping layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (9/2), dibuka menguat sebesar 5,25 poin seiring dengan harapan positif dari ekonomi domestik. IHSG BEI dibuka naik 5,25 poin atau 0,1 persen menjadi 5.366,34 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 1,31 poin (0,15 persen) menjadi 895,20 poin.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan keputusan lembaga pemeringkat Moody's Investors Service (Moody's) yang memperbaiki Outlook Sovereign Credit Rating Indonesia dari stabil menjadi positif, sekaligus mengafirmasi peringkat pada Baa3 (investment grade) akan menjaga fluktuasi IHSG.

"Dengan adanya peringkat dari Moodys itu diharapkan dapat memberikan efek positif pada pasar serta meningkatkan kepercayaan investor untuk masuk ke dalam negeri," katanya, Kamis (9/2).

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 151,44 poin (0,64 persen) ke level 23.636,57, indeks Nikkei turun 26,60 poin (0,14 persen) ke level 19.981,00, dan Straits Times menguat 22,40 poin (0,73 persen) posisi 3.088,46. 

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri mengenai neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun 2016 membukukan surplus sebesar 12 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan tahun 2015 yang defisit 1,1 miliar dolar AS.

"Membaiknya defisit transaksi berjalan itu, mencerminkan adanya pemulihan ekonomi nasional," katanya.

Ia menambahkan bahwa pergerakan bursa saham eksternal yang relatif stabil juga menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi pelaku pasar di dalam negeri untuk melakukan akumulasi saham. Kendati demikian, lanjut dia, sentimen mengenai perkembangan ekonomi global seperti dari Eropa berkenaan dengan Yunani yang harus kembali bernegosiasi dengan kreditur internasional dapat menahan laju bursa saham.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement