Rabu 08 Feb 2017 14:12 WIB

Pertumbuhan Capai Target, Darmin: Tak Perlu Tambah Utang

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perekonomian Indonesia pada tahun ini diprediksi oleh pemerintah akan tumbuh pada kisaran 5,1 persen. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution justru memprediksi perekonomian Indonesia dapat tumbuh lebih tinggi, yaitu 5,2 persen hingga 5,4 persen.

Ia bahkan memprediksi ekonomi bisa tumbuh 6 persen pada 2018 mendatang. Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi ini bisa tercapai, karena banyak peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mencapainya.

"Kami menganggap dengan beberapa kebijakan baru terutama pengembangan pendidikan vokasional, reforma agraria. Kemudian beberapa kebijakan pemerataan itu bisa menaikan pertumbuhan karena kita nggak hanya kebijakan dengan perlakuan yang sama," tuturnya di Jakarta, Rabu, (8/2).

Lihat juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Andalkan Konsumsi Rumah Tangga

Ia menegaskan, untuk mencapai target ini pemerintah tak perlu menambah utang. Skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) pun dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir utang Indonesia.

"Itu (harus) naik dulu, tabungan masyarakatnya. Itu masih perlu kerja keras itu," jelasnya. Hanya saja, dengan skema ini Darmin menyatakan, Kementerian atau Lembaga tidak perlu melakukan perubahan anggaran. Namun, hal ini akan kembali dikaji pada pertengahan tahun mendatang.

"Kementerian yang sama semestinya tidak perlu mengubah. Kalau perubahan di 2017 kami tentu akan usahakan tidak berubah terlalu banyak. Kalau mau berubah nanti di APBNP," jelasnya.

Terdapat beberapa program yang akan dikembangkan oleh pemerintah pada tahun ini. Selain proyek-proyek besar, proyek-proyek kecil yang langsung menyentuh masyarakat kecil pun akan tetap dilakukan. Diharapkan, konsistensi pemerintah ini mampu untuk terus menarik minat perhatian dari para investor.

"Misalnya ada modalnya juga yang didapatkan masyarakat sehingga ada reformasi agraria. Ada sejumlah tanah yang kami akan alokasikan secara cluster kepada masyarakat petani," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement