REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabai di sejumlah daerah kembali melonjak, kali ini harga cabai jenis rawit merah melonjak hingga Rp 150 ribu sampai Rp 160 ribu per kilogram. Kenaikan harga cabai ini pun turut disoroti oleh Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo, lantaran terus terjadi dalam rentang waktu yang pendek.
Menurut Edhy, persoalan naiknya harga cabai yang merupakan komoditas utama harus segera diselesaikan. "Kita harus cari tahu apa masalahnya, cabai kan satu komoditas cabeai itu saja, jangan berdalih karena cuaca, dan jangan jadi polemik berkepanjangan," ujar Edhy saat dihubungi Republika, pada Selasa (7/2).
Ia juga meminta, persoalan kenaikan harga cabai tidak dibesar-besarkan, yang kemudian mendorong untuk dilakukan impor terhadap cabai. Hal ini bisa saja mengingat harga terus melonjak.
"Kalau lihat dari situasi sekarang, ini sekarang cabai, besok apalagi, semua pihak harus menahan diri jangan terlalu membesarkan, cari jalan keluar, jangan kemudian sudah bicara impor, belum perlu," kata dia.
Politikus Partai Gerindra tersebut pun menekankan pentingnya tata kelola pangan secara komprehensif antara produsen, distributor dan konsumen. Hal ini karena, tata kelola menjadi salah satu penyebab tidak stabilnya harga komoditas pangan nasional.
"Jadi Kementan (Kementerian Pertanian) sebagai produsen, meski saya nilai sudah bagus tapi dorong perbaikan terus menerus, distribusi juga dalam hal ini Kemendag (Kementerian Perdagangan) harus turun, saling jemput bola juga," katanya.
Dengan begitu, persoalan dalam persediaan bahan pangan sampai ke masyarakat bisa teratasi. Sementara, Ketua Komisi VI DPR RI Teguh Juwarno yang membawahi perdagangan menilai perlu ketegasan Kemendag untuk memantau permintaan dan penawaran dari komoditas cabai.
"Untuk memetakan siapa saja pelaku pasar untuk komoditi cabai, sehingga bisa dideteksi permasalannya di mana, agar tiap terjadi kenaikan harga, Kemendag tidak selalu jadi kambing hitam dalam pengendalian harga bahan pokok," ungkap Teguh.
Namun demikian, ia menilai apapun kebijakan oleh Kemendag terkait komoditas cabai, harus juga diimbali oleh Kementerian Pertanian agar mampu menjaga produksi dan kepastian pasokan dari produksi para petani. Hal ini kata dia, menjadi kunci dalam menjaga stabilitas kebutuhan pokok agrikultura.
Ia juga tidak sependapat, jika kemudian perubahan cuaca disebut biang keladi kenaikan harga dan kelangkaan produksi. Menurutnya, perlu dicari tahu benar-benar permasalahan yang membuat kenaikan kerap terjadi saat ini.
"Harus dilihat secara obyektif apakah penyebabnya karena kelangkaan produksi atau karena pemburu rente yang bermain untuk mempermainkan harga, namun mengingat cabe komoditas mudah busuk, maka kecil kemungkinan ada spekulan yang menimbun untuk dapatkan selisih keuntungan yang lebih besar," kata politikus PAN.