REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Aktivis dari berbagai organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA) berikrar untuk mendedikasikan diri memberdayakan potensi pemuda melalui program Kementerian Pertanian (Kementan) bangunkan lahan tidur. Mereka sepakat untuk memanfaatkan 37 ribu hektare lahan tidur tahun ini dalam rangka mendorong percepatan pencapaian swasembada jagung nasional.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo Mulyadi Mario, dan perwakilan organisasi kemudaan dan kemahasiswaan se-Gorontalo. Sekretaris Menteri Pertanian Sukriansyah S.Latief mengatakan, melibatkan peran aktivis pemuda dalam pembangunan lahan tidur merupakan sarana efektif untuk menarik minat pemuda terjun ke sektor pertanian.
"Sekaligus menciptakan pemuda yang berwirausaha di sektor agribisnis," katanya melalui siaran yang diterima Republika.co.id, Selasa (7/2).
Terkait program tersebut, Kementan memberi dukungan penuh berupa bantuan gratis benih jagung, pendampingan, jaminan pasca panen dan dan alat mesin pertanian modern seperti alat tanam, traktor, alat panen dan lainnya sesuai kebutuhan masing-masing daerah.
Menurutnya, jika pemuda konsisten dan penuh kerja keras menggarap lahan tidur, bukan hanya akan mendorong terjadinya peningkatan produksi jagung nasional, tetapi juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani masyarakat pedesaan.
“Kalau program ini konsisten dilaksanakan, mudah-mudahan bisa berimbas terhadap peningkatan kesejahteraan petani masyarakat pedesaan dan tentunya juga pemuda itu sendiri," kata dia.
Terkait lahan-lahan yang berstatus HGU, Sukriansyah menegaskan wajib dikelola demi kepentingan penguatan ekonomi masyarakat di desa. "Sehingga kami harap, prestasi Gorontalo sebagai lumbung Jagung bertambah signifikan di tahun 2017," tegasnya.
Koordinator Wilayah GEMPITA Gorontalo Dahlan Usman mengatakan, GEMPITA Gotontalo telah menyusun konsep atau petunjuk teknis terkait pengelolaan lahan tidur untuk ditanam jagung di lahan seluas 37 ribu hektare. Misalnya, ia melanjutkan, satu pemuda dapat mengembangkan atau melakukan pendampingan budidaya jagung seluas 10 hektare, maka hasil yang diperoleh sangat besar dan hasilnya, mereka dapat membiayai rencana-rencana masa depannya secara mandiri.
"Untuk wujudkan mandiri ekonomi pemuda, tinggal memilih opsi yakni bertani, menjadi penyuluh ataupun sebagai operator alsintan," ujarnya.