Rabu 01 Feb 2017 13:02 WIB

ADB Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1 Persen, Ini Pemicunya

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Nur Aini
Presiden Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) Takehiko Nakao (kiri)
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) Takehiko Nakao (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- ‎Presiden Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao memberikan pujian atas kinerja Pemerintahan Indonesia yang mampu menjaga pertumbuhan ekonomi tetap baik.  Ia menilai kebijakan ekonomi yang telah diambil di tengah ketidakpastian keuangan global‎, mampu membuat Indonesia bertahan dari gempuran pelemahan ekonomi. Hal ini seiring dengan membaiknya investasi swasta dan masih baiknya tingkat konsumsi masyarakat.

"Indonesia tetap kuat di tengah kondisi genting. Terdapat pertumbuhan ekonomi di atas lima persen tahun kemarin, dan tahun ini pasti akan tumbuh kembali dibandingkan tahun lalu," kata Nakao‎ usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (1/2).

ADB memperkirakan minimal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 mencapai 5,1 persen. Sedangkan inflasi berada di level 3‎,5 persen diprediksi naik sedikit menjadi 4 persen tahun lalu. Nakao menjelaskan, komitmen kuat pemerintah dengan reformasi kebijakan membuat kepercayaan pasar baik dalam dan luar negeri lebih tinggi. Kepercayaan ini akan berdampak pada peningkatan ekonomi yang akan dirasakan masyarakat.

Selain itu, dia mengungkapkan 14 paket kebijakan yang terdiri dari serangkaian reformasi kebijakan di berbagai bidang yang ditunjukan untuk meningkatkan investasi, daya saing, dan mendiversifikasi perekonomi, diyakini bakal memberikan manfaat dalam jangka waktu panjang. Paket kebijakan ekonomi ini juga berhasil mendongkrak posisi Indonesia dalam pemeringkatan kemudahan berusaha. ADB mencatat hingga 2016 sedikitnya 500 perusahaan telah memanfaatkan diversifikasi daftar negatif investasi (DNI), dengan investasi yang direncanakan hingga 12,9 miliar dolar AS. "Peraturan terkait penetapan upah minimum juga telah mempermudah dunia usaha memperkirakan biaya usahanya," kata Nakao.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement