REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mengubah mekanisme penentuan suku bunga instrumen operasi pasar terbuka yang sebelumnya oleh otoritas (fixed rate tender), menjadi sesuai hasil lelang oleh pelaku pasar (variable rate tender) khusus untuk instrumen dengan tenor selain tujuh hari.
Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung, mengatakan pengubahan penentuan suku bunga operasi pasar terbuka (OPT) bertujuan agar suku bunga yang terbentuk, khususnya jangka pendek, dapat lebih mencerminkan kondisi pasar. Perubahan penentuan suku bunga operasi pasar terbuka dilakukan di tengah ruang sempit BI untuk menurunkan suku bunga acuan 7-days reverse repo rate pada tahun ini karena ketidakpastian global, dan tekanan inflasi dari dalam negeri. "Mulai 1 Februari 2017, suku bunga open market operation menggunakan variable rate tender'," kata Juda seusai seminar Indonesia Economy Outlook 2017 di Jakarta, Selasa (31/1).
Dengan demikian suku bunga instrumen OPT untuk tenor satu malam, dua pekan, satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan 12 bulan akan menggunakan variable rate tender. BI akan mengumumkan suku bunga instrumen OPT dengan berbagai tenor tersebut setelah suku bunganya terbentuk oleh pasar. "Jadi kuantitasnya yang ditetapkan oleh BI. Suku bunganya terbentuk di pasar," ujar dia.
Sedangkan untuk suku bunga instrumen OPT bertenor tujuh hari masih ditetapkan oleh BI, mengingat tenor tujuh hari merupakan suku bunga acuan seperti yang tercermin dalam 7-day reverse repo rate. Juda menuturkan perubahan tersebut diambil mengingat pemberlakuan 7-days reverse repo rate per 19 Agustus 2016 telah meningkatkan transmisi moneter ke suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB). "Bank-bank sudah belajar dengan baik ketika kita keluarkan 7-days reverse repo rate. Sekarang kami ubah untuk lebih mencerminkan pasar," kata dia.
Saat ini, suku bunga OPT untuk tenor satu malam, tujuh hari, dua pekan, satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan 12 bulan, masing-masing sebesar 4 persen, 4,75 persen, 4,95 persen, 5,25 persen, 5,6 persen, 5,8 persen, 5,9 persen, dan 6 persen. Juda mengatakan dengan penyesuaian suku bunga isntrumen OPT, BI masih memiliki ruang untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan 7-days reverse repo rate. Namun BI akan meningkatkan kadar kewaspadaan. "Dengan risiko inflasi yang masih ada, dan ketidakpastian global, kita masih hati hatilah menggunakan suku bunga kita. Bukan ketat, kalau ketat kan dinaikkan," ujar dia