Ahad 29 Jan 2017 22:42 WIB

Pendapatan Perseroan Angkasa Pura II Naik 18 Persen

Rep: Sapto Andika Candra/Intan Pratiwi/ Red: Maman Sudiaman
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kiri) meninjau Proyek pembangunan Kereta Bandara di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, belum lam ini.
Foto: Antara
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kiri) meninjau Proyek pembangunan Kereta Bandara di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, belum lam ini.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sepanjang tahun 2016 lalu, PT Angkasa Pura II (Persero) mencatatkan kinerja positif. Pendapatan perseroan (unaudited) sepanjang tahun lalu meningkat 18 persen dibanding capaiannya di tahun 2015. Tercatat, pendapatan perseroan tahun 2016 sebesar Rp 6,65 triliun, naik dibanding tahun 2015 sebesar Rp 5,64 triliun. 

Rinciannya, pendapatan pada Januari hingga Desember 2016 sebesar Rp 4,03 triliun berasal dari bisnis aeronautika seperti Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), biaya pendaratan pesawat, dan pemakaian garbarata. Sementara itu, bisnis nonaeronautika seperti konsesi, sewa ruang, reklame, serta bisnis kargo dan sebagainya pada periode yang sama mencetak pendapatan sebanyak Rp 2,62 triliun.

Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin menjelaskan, kenaikan pendapatan ini merupakan imbas positif dari melonjaknya jumlah penumpang pesawat di 13 bendara yang dikelola perusahaan. AP II merangkum, jumlah penumpang sepanjang tahun 2016 berjumlah 94,63 juta penumpang. Angka ini naik 12 persen dibanding jumlah penumpang di tahun 2015 yakni 84,29 juta penumpang. 

Awaluddin menyebutkan, kenaikan jumlah penumpang salah satunya disebabkan kebijakan perusahaan untuk memberikan sejumlah insentif kepada maskapai yang membuka rute internasional baru di sejumlah bandara. Insentif juga diberikan kepada maskapai yang mengoperasikan extra flight di luar jam reguler bandara.

Selain itu, Awaluddin juga menilai bahwa melonjaknya pendapatan juga didorong oleh dibukanya sejumlah terminal baru di bandara-bandara di Indonesia termasuk Terminal 3 Bandara Soetta, terminal baru di Bandara Husein Sastranegara Bandung, dan terminal baru di Bandara Sultan Thaha Jambi yang diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi.  

"Efisiensi untuk efektivitas yang lebih baik khususnya pada kuartal IV tahun 2016 juga membantu AP II dapat meraih pendapatan Rp 6,65 triliun, di mana angka tersebut lebih tinggi dari target awal perseroan Rp 6,57 triliun,” jelas Awaluddin, Ahad (29/1). 

Kinerja perusahaan tahun 2016 juga terlihat dari didirikannya dua anak usaha baru yakni PT Angkasa Pura Propertindo dan PT Angkasa Pura Kargo untuk meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis nonaeronautika. Dua anak usaha baru ini melengkapi anak usaha yang sebelumnya sudah beroperasi yaitu PT Angkasa Pura Solusi.

Awaluddin menambahkan, pembentukan dua anak usaha baru ini sejalan dengan penataan di sisi corporate level strategy dan business level strategy, serta bagian dari implementasi penerapan program “Triple-GB”. Apalagi, dengan kondisi bahwa pendapatan dari bisnis aeronautika masih lebih besar daripada bisnis nonaeronautika, Awaluddin berharap kedua anak usaha baru bisa membalikkan keadaan.

"Kami berharap kontribusi bisnis nonaeronautika pada 2018 dapat mencapai 50 persen atau lebih terhadap total pendapatan perusahaan," jelas Awaluddin.  

Ketiga anak usaha yang dimiliki oleh AP II diperkirakan dapat meraih pendapatan hingga Rp 1,14 triliun pada 2017 atau kurang lebih 13 persen dari pendapatan AP II, yang berasal dari APS sebesar Rp 667 miliar, lalu APK sebesar Rp 443 miliar, dan APP sebesar Rp 38,7 miliar.

Saat ini pada tahun 2017 ketiga anak usaha tersebut tengah melakukan berbagai persiapan untuk menjalankan rencana bisnis yakni APP akan memulai bisnis perhotelan di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu, kemudian APK mengembangkan cargo village dan pengelolaan pergudangan di Bandara Soekarno-Hatta, dan APS mulai fokus pada bisnis information communication & technology. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement