Senin 23 Jan 2017 13:11 WIB

Imbal Hasil SUN Diprediksi akan Kembali Naik

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sentimen dari inaugurasi Trump dorong pasar obligasi terkoreksi. Meski demikian, imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) diperkirakan akan naik kembali.

Analis Riset Samuel Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan, imbal hasil surat berharga Amerika Serikat yang sempat naik melebihi 2,5 persen tenor 10 tahunnya sehari menjelang pelantikan Trump, saat ini sudah terkoreksi lagi bersamaan dengan kembalinya pelemahan dollar. 

"Walaupun Trump konsisten menekankan kebijakan proteksi dagangnya, sambutan pasar keuangan tidak begitu buruk. Hampir semua yield obligasi Negara maju turun pada perdagangan Jumat,"ujar Rangga, Senin (23/1).

Dari sisi domestik, fokus pasar obligasi akan beralih ke angka inflasi Januari 2017 yang diperkirakan oleh survei BI akan naik. Tetapi menurut Rangga, koreksi kenaikan yield US Treasury diperkirakan bisa membantu SUN mengembalikan tren penguatannya yang sudah muncul sebenyak awal tahun ini.

"Selisih tenor 10 tahun SUN dengan US Treasury bisa kembali turun ke kisaran 500 bps," kata Rangga.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement