Ahad 22 Jan 2017 08:26 WIB

Penjualan Sukuk Global Diprediksi Anjlok, Ini Pemicunya

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Penjualan sukuk (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Penjualan sukuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Penjualan sukuk global pada 2017 akan turun setelah rebound dari level terendah selama lima tahun. Tingginya suku bunga Amerika Serikat (AS) dan prospek pertumbuhan yang lemah di pasar dinilai menjadi penyebab utama turunnya penjualan sukuk global.

Penerbitan sukuk global diprediksi turun antara 35 miliar dolar AS sampai 40 miliar dolar AS. Penerbitan sukuk tersebut rata-rata digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan infrastruktur. RHB Investment Bank Bhd memprediksi penjualan sukuk global pada 2017 tidak akan berbeda jauh dengan pertumbuhan pada 2016.

"Pertumbuhan sukuk pada 2017 akan datar, karena kenaikan suku bungan AS dan inflasi yang lebih tinggi serta kondisi ekonomi global yang masih belum pulih," ujar Head of Financial Market RHB Investment Bank Bhd Angus Salim Amran dilansir The Star, Ahad (22/1).

Pertumbuhan sukuk global yang stagnan juga didorong oleh prospek pertumbuhan yang lemah di Malaysia dan Timur Tengah. Kedua negara tersebut memiliki pangsa pasar sebesar dua pertiga dari penerbitan sukuk di seluruh dunia. Selain itu, pada saat yang sama biaya pinjaman juga meningkat akibat adanya kenaikan suku bunga Fed pada Desember 2016. Apalagi, Fed mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga lebih dari dua kali pada 2017 ini.

Minat sejumlah negara untuk melakukan pinjaman dengan sistem syariah mulai meningkat setelah Hong Kong, Luksemburg, dan Inggris menjual obligasi mereka pada 2014. Selain itu, Kenya juga telah menyatakan rencana untuk menerbitkan sukuk untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement