REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menjual hasil laut dengan harga lebih murah diyakini dapat menarik minat masyarakat mengonsumsi ikan. Kondisi itu pula yang menjadi salah satu strategi yang diterapkan Dinas Pertanian Kota Malang yakni \dengan menggelar bazar ikan sekali dalam sepekan. 

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kota Malang Indri Ardoyo konsumsi ikan di kota berpenduduk 800 ribu jiwa ini belum terlalu tinggi. Meski tak memiliki data angka konsumsi per kapita, salah satu yang menjadi indikator Dinas Pertanian adalah masih sepinya pengunjung swalayan ikan. Swalayan ikan tersebut sudah berdiri sejak enam bulan lalu namun belum banyak masyarakat yang menjadikannya tujuan utama belanja ikan. 

"Sehari-hari swalayan ikan tidak begitu ramai jadi bazar ikan adalah salah satu siasat agar masyarakat mau berbelanja ikan," katanya saat ditemui pada Jumat (20/1).

Bazar yang pertama kali diselenggarakan pada Jumat (20/1) menjual berbagai jenis ikan air laut dan air tawar. Menurut Indri, bazar yang digelar di pelataran swalayan ikan tak hanya menjual produk mentah namun juga produk olahan. 

Koordinator swalayan ikan yqng sekaligus penanggung jawab bazar, Bambang Sumintarjo, mengatakan harga ikan dan hasil laut lain yang dijual di sana lebih miring. "Bandeng yang dijual Rp 30 ribu per kilogram di sini dijual Rp 25 ribu," jelasnya. 

Murahnya harga dikarenakan swalayan ikan berkoordinasi langsung dengan peternak dan pemasok. Sehingga, memangkas rantai pemasaran dan pihak swalayan lebih leluasa mengemudikan harga. Senada dengan Indri, Bambang menjelaskan selama ini konsumen swalayan ikan masih terbilang sedikit. 

"Sehari rata-rata ada 20 sampai 30 orang pengunjung dan masih jauh dari target yang ditetapkan yakni 100 pengunjung per hari," kata Bambang. Sejumlah produk olahan juga dijual antara lain ikan asap, bakso ikan, hingga es dawet ikan lele. Menurut Bambang swalayan ikan dan bazar memfasilitasi jaringan industri perikanan mulai dari hulu sampai hilir yang semuanya UKM. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika