REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat (20/1) sore bergerak menguat sebesar 10 poin menjadi Rp 13.366, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.376 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Putu Agus mengatakan bahwa dolar AS bergerak melemah terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah menyusul pidato Ketua The Fed Janet Yellen yang masih akan berhati-hati dalam mengambil kebijakannya. "Dalam pidatonya, pihaknya masih akomodatif secara moderat, dan ketidakpastian adalah hal yang lazim, sehingga kebijakan moneter bisa berbeda dari yang diperkirakan sebelumnya," katanya.
Di sisi lain, kata dia, kehati-hatian pelaku pasar uang menjelang inagurasi dan pidato Presiden AS terpilih Donald Trump juga turut membebani laju dolar AS pada akhir pekan ini. "Pelaku pasar terlihat masih berhati-hati dalam mengakumulasi aset berdenominasi dolar AS menjelang pelantikan itu, sehingga kondisi itu berpeluang mendorong aset mata uang di negara berkembang," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menambahkan bahwa sebagian pelaku pasar uang yang masih merespon positif data-data ekonomi domestik yang telah dirilis turut menjaga fluktuasi mata uang rupiah di area positif. "Inflasi yang terjaga, cadangan devisa meningkat, serta neraca perdagangan Indonesia yang surplus menjaga rupiah untuk bergerak stabil dengan kecenderungan menguat," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.382 dibandingkan Kamis (19/1) Rp 13.376.