REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (18/1) pagi bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi Rp 13.320, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.333 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa Bank Dunia yang memproyeksikan pertumbuhan Indonesia pada 2017 ini dapat mencapai 5,3 persen menjadi salah satu faktor yang menjaga rupiah.
"Bank Dunia yang optimistis terhadap pertumbuhan Indonesia menjaga optimisme pasar keuangan di dalam negeri sehingga rupiah mengalami apresiasi," kata Rangga Cipta.
Di sisi lain, kata dia, dolar AS yang mengalami tekanan di pasar global turut menambah peluang bagi rupiah untuk bergerak menguat lebih tinggi walaupun ketidakpastian menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS masih tetap tinggi. "Dolar AS turun bersamaan dengan yield US Treasury setelah data manufaktur AS memburuk," katanya.
Sementara itu, analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa optimisme pelaku pasar uang terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang masih tumbuh kembali menopang pergerakan rupiah terhadap dolar AS. "Proyeksi Bank Dunia yang positif terhadap Indonesia hingga kembali dinaikkannya peringkat Indonesia oleh JP Morgan menjadi sentimen positif bagi rupiah," kata Lukman Leong. Ia mengatakan bahwa data neraca perdagangan Indonesia yang surplus periode Januari-Desember 2016 juga masih direspon positif oleh pelaku pasar uang di dalam negeri.