REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JP Morgan Chase & Co meningkatkan peringkat surat utang Indonesia setelah sebelumnya Pemerintah Indonesia memutus kerja sama dengan bank asal AS tersebut. Analis JP Morgan menaikkan peringkat surat utang Indonesia satu level dari "underweight" menjadi netral dalam laporannya Senin (16/1).
Berdasarkan laporan Bloomberg, JP Morgan mengatakan kenaikan tersebut disebutkan karena ketidakpastian setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pada November seharusnya telah mereda. Kenaikan proyeksi tersebut dilakukan dua pekan setelah pemerintah Indonesia memutus kerja sama dengan JP Morgan. Kerja sama tersebut diputus setelah JP Morgan menurunkan peringkat surat utang Indonesia pada November.
"Penurunan yang kami lakukan dua bulan lalu didasari risiko Indonesia yang tertinggal di negara Asia Pasifik kecuali Jepang. Risiko aksi jual dan ketidakpastian obligasi sekarang sudah reda, dalam pandangan kami," ujar kepala Analis JP Morgan, Andrian Mowat.
Indonesia menyambut penilaian baru JP Morgan tersebut. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan peringkat baru tersebut lebih sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia. Sebelumnya, Kementerian Keuangan mengatakan akan memutus kontrak JP Morgan sebagai penyalur utama dan underwriter untuk obligasi global.
Saham dan obligasi Indonesia mencatat jual bersih asing hingga 2,8 miliar dolar AS selama kuartal akhir lalu menyusul pelemahan pasar negara berkembang setelah kemenangan Trump. Kondisi ini mendorong pelemahan kurs rupiah. Saham Indonesia semakin melemah sejak JP Morgan menurunkan peringkat surat utang Indonesia dua peringkat dari "overweight" menjadi "underweight" pada 13 November.
Mowat mengatakan JP Morgan menaikkan peringkat surat utang Indonesia karena adanya sinyal kenaikan yield treasury AS telah mencapai puncaknya dan investor akan kembali ke pasar negara berkembang. Dia mengatakan keputusan untuk menaikkan peringkat tersebut tidak ada kaitannya dengan tindakan pemerintah Indonesia.