Jumat 13 Jan 2017 17:49 WIB

Kenaikan Harga Cabai di Mataram Dipengaruhi Daerah Lain

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang pedagang menunjukkan cabai rawit busuk yang sudah dikeringkan yang dijualnya di pasar Sweta, Mataram, NTB, Selasa (10/1).
Foto: Antara, Ahmad Subaidi
Seorang pedagang menunjukkan cabai rawit busuk yang sudah dikeringkan yang dijualnya di pasar Sweta, Mataram, NTB, Selasa (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pertanian Pemerintah Kota Mataram Mutawalli mengatakan, kenaikan harga cabai di Mataram karena adanya pengaruh dari luar daerah. Menurut dia, produksi cabai di Kota Mataram saat ini tidak ada masalah, dan masih bisa tertangani.

"Kalau daerah luar naik, maka daerah kita juga naik," ujarnya di Mataram, Jumat (13/1). Ia juga mengajak warga Kota Mataram untuk melakukan Gerakan Tanam Cabai di Musim Kemarau (GTCK).

Dengan melakukan GTCK, warga Kota Mataram bisa menikmati cabai hasil tanam sendiri. Berdasarkan data BPS NTB, harga cabai rawit di Mataram masih sangat tinggi. Sedangkan yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah besar dan bawang merah.

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB Putu Selly Andayani mengimbau masyarakat tidak panik dengan kenaikan harga cabai. Dia menerangkan, kenaikan harga cabai di NTB selain dipicu karena faktor cuaca juga dipengaruhi oleh konsumsi masyarakat yang meninggi saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. "Sebulan lamanya masyarakat kita merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW," katanya.

Berdasarkan pantauannya di tiga pasar tradisional di Kota Mataram pada Senin lalu, di Pasar Mandalika, Pasar Pagesangan, dan Pasar Kebon Roek, harga cabai rawit merah bervariasi mulai dari Rp 100 ribu per kg di Pasar Mandalika, Rp 90 ribu per kg di Pasar Kebon Roek, dan mencapai Rp 105 ribu di Pasar Pagesangan.

Baca juga: GAPMMI Minta Penerapan Teknologi untuk Cabai

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement