Kamis 12 Jan 2017 10:41 WIB

Pasar Obligasi Jatuh Setelah Pidato Pertama Donald Trump

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pidato Presiden AS terpilih Donald Trump yang tidak terlalu merinci program-program kinerjanya, khususnya ekonomi, memberikan imbas atas melemahnya laju dolar AS dan berimbas pada pelemahan pasar obligasinya.

"Meski demikian, diharapkan pelemahan pasar obligasi AS tidak berimbas pada pergerakan pasar obligasi dalam negeri,"ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, Kamis (12/11).

Jika laju dolar AS melemah, kata Reza, rupiah dapat bergerak positif dan pasar obligasi pun dapat memanfaatkan kondisi ini untuk kembali menguat. Penguatan laju pasar obligasi masih terpengaruh dengan kenaikan rupiah. Sebelumnya laju pasar obligasi masih bergerak positif meski cenderung terbatas seiring aksi beli pelaku pasar yang juga masih terbatas. Namun, sebelumnya pelaku pasar juga cenderung menahan diri jelang pidato pertama Donald Trump sebagai Presiden AS.

"Pada pergerakan SUN, terlihat yield bertenor pendek bersamaan dengan tenor menengah dan panjang masih bergerak berhimpitan dengan laju yield di hari sebelumnya. Sementara, pada laju obligasi korporasi masih cenderung terbatas," tuturnya.

Pergerakan yield untuk masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami penurunan yi eld -1,72 bps; tenormenengah (5-7 tahun) naik 0,10 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik -1,35 bps. Reza menjelaskan, aksi beli yang terbatas masih mempertahankan kenaikan laju SUN. Tak terkecuali pada seri obligasi benchmark. Pada FR0053 yang memiliki waktu jatuh tempo sekitar 6 tahun dengan harga 98,77 persen memiliki yield 7,28 persen atau turun -1,68 bps dari sehari sebelumnya di harga 98,70 persen memiliki yield 7,30 persen.

Untuk FR0072 yang memiliki waktu jatuh tempo 20 tahun dengan harga 101,945 persen dan yield 8,048 persen atau naik 0,02 bps dari sehari sebelumnya di harga 101,948 persen dan yield 8,048 persen.

Pada Rabu (11/1), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,03 bps di level111,16 dari sebelumnya di level 111,12. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,01 bps di level 106,29 dari sebelumnya di level 106,31.

Sementara pada laju yield obligasi korporasi, pergerakannya masih cenderung flat dan diiringi pelemahan meski terbatas. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana yield untuk tenor 9-10 rata-rata di kisaran level 9,85 -9,87 persen. Sementara pada obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, yield nya di kisaran level 10,00-10,05 persen. Untuk yield pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 11,06-11,08 persen dan pada rating BBB di kisaran 13,97 -14,00 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement