Senin 09 Jan 2017 16:40 WIB

Bank Jatim akan Kurangi Kredit Korporasi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Direktur Utama Bank Jatim R Soeroso ( Kanan), Komisaris Utama Heru Santoso (kiri) berbincarag saat menyampaikan kinerja keuangan tahun 2016 di Jakarta, Senin (9\1).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Direktur Utama Bank Jatim R Soeroso ( Kanan), Komisaris Utama Heru Santoso (kiri) berbincarag saat menyampaikan kinerja keuangan tahun 2016 di Jakarta, Senin (9\1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim akan memfokuskan penyaluran kredit ke segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun ini. Hal ini dikarenakan rasio kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) pada 2016 hampir mencapai 5,00 persen disumbang oleh segmen kredit korporasi.

Direktur Utama Bank Jatim, R Soeroso menyebutkan, penyaluran kredit per akhir 2016 hanya tumbuh 4,45 persen atau sebesar Rp 29,67 triliun. "Segmen konsumer menjadi penyumbang kredit tertinggi yakni sebesar 19,80 triliun atau tumbuh 8,89 persen yoy. Sedangkan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami pertumbuhan sebesar Rp 4,55 triliun. Tahun ini target pertumbuhan kredit 8,17 persen," ujar R Soeroso di Jakarta, Senin (9/1).

Sementara itu, kredit segmen komersil termasuk di dalamnya segmen korporasi, mengalami pertumbuhan negatif 6,66 persen. Adapun rasio kredit macet atau Nonperforming Loan (NPL) sebesar 4,77 persen gross, dan 0,65 persen nett. Soeroso mengungkapkan, penyebab kenaikan NPL ini karena pada 2016 kredit korporasi terutama di sektor kontraktor banyak yang mengalami kredit macet, sehingga dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 100 persen. "Untuk Coverage Ratio naik dari 81 persen menjadi 93 persen. Jadi ke depan CKPN tidak akan tinggi lagi, jadi profit kita akan naik," kata Soeroso.

Bank Jatim menargetkan pada tahun ini NPL akan diturunkan menjadi sebesar 3,10 persen. Adapun langkah yang dilakukan dengan cara memperkecil portofolio segmen korporasi menjadi 20-25 persen dari sebelumnya sebesar 33 persen. Sementara perseroan akan fokus pada penyaluran kredit ke sektor UMKM.

Menurut Soeroso, sebelumnya Bank Jatim juga memberikan penyaluran kredit di luar Jatim. Namun pada tahun ini fokus perseroan akan sepenuhnya ke wilayah Jatim, sehingga akan memberikan multiplier effect. "Kalau memberikan pinjaman ke proyek di Jatim nanti akan membuka lapangan kerja di Jatim. Selain itu juga menaikkan pendapatan per kapita penduduk. Jadi ada multiplier effect. Ini menumbuhkan ekonomi kerakyatan," katanya.

Baca juga: Laba Bank Jatim Capai Rp 1,03 Triliun

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement