Kamis 05 Jan 2017 08:01 WIB

Pemerintah tak Akan Impor ‎Cabai Meski Harga Melambung, Ini Alasannya

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (4/1) malam. Harga cabai di sejumah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan. Terutama harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 130.000/Kilogramnya,hal ini disebabkan karena tingginya curah huja
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (4/1) malam. Harga cabai di sejumah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan. Terutama harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 130.000/Kilogramnya,hal ini disebabkan karena tingginya curah huja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabai di awal 2017 masih belum juga mengalami penurunan. Jumlah produksi yang terbatas dan‎ pendistribusian yang tidak merata disebut menjadi gejala utama harga 'si pedas' ini melambung tinggi. Bahkan di kota Samarinda harga 1 kilogram cabai dipatok Rp 200 ribu.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Pemerintah bukan tidak bisa melakukan impor cabai untuk membanjiri pasar agar harga komoditas ini bisa turun. Akan tetapi, perbedaan rasa cabai impor dan lokal justru membuat cabai dari luar negeri tidak laku di pasaran.

"‎Kalau cabai nggak mudah melakukan itu (impor). Orang Indonesia juga nggak suka dengan cabai Impor seperti dari Thailand," kata Darmin di kantornya, Rabu (4/1) malam.

Untuk menanggulangi harga cabai yang merangsak tinggi di sejumlah daerah, Darmin akan segera berkoordinasi dengan Menteri Pertanian. Kemungkinan Kementerian Pertanian (Kementan) akan didorong untuk sesegera mungkin mendistribusikan cabai ke Samarinda atau daerah lain yang harga cabainya naik terlalu tinggi.

Menurutnya, ‎memang terdapat beberapa persoalan dalam pemenuhan cabai bagi masyarakat. Musim kemarau basah yang datang dengan intensitas curah hujan cukup tinggi membuat produksi petanu cabai tidak maksimal. Bukan hanya membuat cabai bisa lebih cepat busuk, cabai yang dihasilkanpun kerap mengandung hama.

"Saya juga kan nanam cabai di rumah. Saya lihat begitu mau matang, eh mulai busuk. Ini ada hamanya pula," paparnya. Darmin pun berharap agar cuaca seperti ini tidak berlangsung lama, sehingga produksi cabai bisa kembali normal.

Di sisi lain, jalur pendistribusian komoditas cabai dari sentra produksi ke daerah lain agak terhambat. Meski demikian, Darmin tidak melihat adanya permainan dari para distributor cabai untuk menahan barang agar harganya bisa naik baru kemudian di jual. 

Kalau cabai ditahan satu hari oleh pedagang mungkin wajar karena memang biasanya pedagang juga memanfaatkan momen tersebut untuk meraup untung lebih besar. Namun, jika ditahan terlalu lama cabai justru akan busuk dan harga jualnya malahan bisa turun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement