Jumat 23 Dec 2016 20:06 WIB

Pembangunan Bandara di Tulungagung Dapat Lampu Hijau

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Bandara perintis (ilustrasi)
Bandara perintis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pembangunan bandara di Kabupaten Tulungagung telah mendapat lampu hijau dari Presiden Joko Widodo. Pembangunan bandara di wilayah selatan Jawa Timur ini untuk mempercepat distribusi barang dan meningkatkan laju perekonomian di sekitar bandara tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub dan LLAJ) Jatim, Wahid Wahyudi mengatakan, saat ini Pemprov Jatim sedang mengusulkan pembangunan bandara baru. Di antaranya berlokasi di Tulungagung, Pulau Kangean dan Pulau Masalembu.

Selain mempercepat distribusi barang dan perekonomian, bandara Tulungagung ini dibangun untuk meningkatkan potensi pariwisata di sejumlah kawasan di sekitarnya seperti Tulungagung, Trenggalek, Ngawi, Nganjuk, Kediri, Ponorogo, dan Pacitan. Selama ini, kawasan tersebut sulit berkembang karena jaraknya terlalu jauh dari ibukota provinsi.

“Ini wilayah selatan dari Pacitan, Ngawi, Nganjuk, Kediri kasihan karena wilayah udara tertutup untuk sipil, ini daerah militer. Kalau tidak ada angkutan cepat, perkembangan wilayah akan lambat dibanding wilayah yang transportasinya lengkap,” kata Wahid dalam acara Forum Maritim di kantor Pelindo III Cabang Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jumat (23/12).

Wahid mengaku dalam beberapa hari terakhir usulan Pemprov tersebut telah sampai kepada Presiden Joko Widodo. Berdasarkan informasi yang ia peroleh dari Kemenhub, Presiden telah memberikan lampu hijau untuk dibuka penerbangan sipil di kawasan selatan Jatim.

“Kami tindaklanjuti ini dengan pembangunan bandara di Tulungagung. Termasuk di wilayah kepulauan kami ingin bangun seperti di Kangean dan Masalembu,” ungkapnya.

Pertimbangan pembangunan di Kangean dan Masalembu ini karena selama ini daerah tersebut terisolasi. Terlebih jika gelombang laut sedang tinggi, maka kapal-kapal jarang yang merapat ke pulau tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement