REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun membantah kabar yang menyebut uang rupiah baru mirip dengan uang yuan Cina dan tidak mencerminkan mata uang yang sesungguhnya, bahkan jika dibandingkan dengan uang dolar AS. Menurut Misbakhun, desain mata uang baru adalah karya terbaik anak bangsa yang sebelumnya telah dilakukan kajian mendalam.
Gambar-gambar yang terpajang pada mata uang baru RI, lanjut dia, adalah representasi berbagai tokoh pahlawan yang turut menjaga keutuhan NKRI. "Saya sudah menyaksikan uang aslinya, dan tidak melihat ada upaya Bank Indonesia dan pemerintah untuk memiripkannya," kata Misbakhun, Kamis (22/12).
Misbakhun menjelaskan Bank Indonesia sudah lama melakukan kajian bersama pemerintah. Ia berkata, penerbitan uang baru itu untuk melakukan penyegaran, sehingga upaya penyegaran ini untuk memperkuat mata uang rupiah sebagai simbol nilai tukar NKRI. Jadi, sekali lagi Misbakhun secara pribadi tidak melihat ada kemiripan, karena gambar-gambarnya khas pahlawan Indonesia yang mewakili kelompok masyarakat, tokoh agama, dan ini sebagai upaya bagian menjaga NKRI.
"Saya meyakinkan kepada masyarakat bahwa ini tidak ada kemiripan. Ini karya terbaik putra-putra Indonesia. Dan, ini mencerminkan mata uang kesatuan RI," kata dia mengakhiri.
Misbakhun juga mensosialisasikan redenominasi bersama fungsionaris Partai Golkar Kabupaten Pasuruan di Kantor DPD Kabupaten Pasuruan. Sosialisasi ini merupakan rangkaian kegiatan reses dirinya di daerah pemilihan Jawa Timur II meliputi Pasuruan Probolinggo. "Redenominasi itu hal menarik untuk memperkuat citra perekonomian Indonesia di mata internasional," ujar pria kelahiran Pasuruan ini.
Menurut Misbakhun pemerintah harus melakukan sosialisasi secara massif redenominasi dan nilai mata uang baru. Tentunya, dengan tahap sosialisasi yang baik dan benar bahwa redenominasi itu bukan dalam konteks mengurangi nilai uang rupiah, melainkan membuat rupiah lebih kuat di mata internasional.
"Pada reses ini, kita sudah melakukan sosialisasi pentingnya redenominasi ke para pemangku kepentingan masyarakat Pasuruan dan Probolinggo. Dan, redenominasi harus diawali dengan sosialiasi yang baik, benar, dan tepat," kata Misbakhun.