Kamis 22 Dec 2016 12:37 WIB

Industri Makanan dan Minuman Diprediksi Jadi Motor Pertumbuhan

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
iIustrasi pertumbuhan industri makanan dan minuman.
Foto: Republika/ Wihdan
iIustrasi pertumbuhan industri makanan dan minuman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian perindustrian (Kemenperin) memproyeksi pertumbuhan sektor industri pada 2017 akan lebih baik dibandingkan dengan 2016. Hal ini ditopang dengan perbaikan di sisi ekonomi global.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah optimistis kondisi perekonomian nasional tahun depan akan lebih stabil dan membaik sehingga menumbuhkan iklim investasi yang kondusif bagi sektor industri. Pertumbuhan ini juga bakal ditopang dengan perbaikan sumber daya manusia (SDM) industri yang diharap mampu meningatkan daya saing,  efisiensi, dan produktivitas.

"Untuk tahun 2017, industri pengolahan non-migas diharapkan tumbuh di kisaran 5,3-5,6 persen, dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1-5,4 persen," kata Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (22/12).

Dia menjelaskan, subsektor industri yang diperkirakan akan tumbuh paling tinggi dan menjadi motor pertumbuhan industri pengolahan non-migas masih disumbang oleh industri makanan dan minuman (Mamin). Untuk industri Mamin, Kemenperin menargetkan pertumbuhan 7,5 persen hingga 7,8 persen. Nilai ini memang lebih kecil dbandingkan target proyeksi 2016 yang mencapai 8,5 persen. Namun, angka ini dianggap lebih realistis dalam menghadapi perekonomian pada 2017. Selain itu tiga sektor industri  yang masih memberikan sumbangsih besar adalah industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik, industri alat angkutan, serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional.

Menurut Airlangga, angka pertumbuhan industri bisa semakin baik karena pemerintah terus menggenjot terciptanya pemerataan kawasan industri. Saat ini, Kemenperin telah memfasilitasi pengembangan 14 kawasan industri di luar Pulau Jawa. Hingga 2016, terdapat tiga kawasan industri yang telah beroperasi, yaitu Kawasan Industri Sei Mangkei di Sumatera Utara, Morowali di Sulawesi Tengah, dan Bantaeng di Sulawesi Selatan. Selain itu terdapat tiga kawasan industri yang sedang dalam tahap pembangunan, yaitu di Palu, Bitung, dan Konawe.

Dalam tiga tahun ke depan, pemerintah akan melakukan percepatan pembangunan kawasan industri Tanjung Buton, Dumai, Berau, Tanah Kuning, JIIPE (Gresik), Kendal, dan Kawasan Industri Terpadu Wilmar di Serang, Banten. “Sampai saat ini, terdapat 73 kawasan industri yang telah beroperasi di seluruh Indonesia,” ungkap Airlangga. Dia menjelaskan, selain melalui penambahan kawasan Industri yang diyakini bisa memberikan kemudahan pelaku usaha dalam meningkatkan produksi, Kemenperin juga mendorong investasi baru maupun perluasan sehingga menghasilkan penumbuhan populasi industri baik yang skala besar dan sedang maupun industri kecil dan menengah (IKM).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement