Rabu 21 Dec 2016 22:23 WIB

Desain Produk Ekspor RI Masih Kalah Saing

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Citra Listya Rini
Ekspor Kayu Indonesia - ilustrasi
Foto: antara
Ekspor Kayu Indonesia - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong agar produk yang dijual ke luar negeri memiliki desain yang berkualitas tinggi. Dengan mutu desain berkualitas, maka produk dari Indonesia akan banyak diminati konsumen luar.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda mengatakan, produk dari Indonesia seperti makanan dan minuman, furnitur, serta pernak pernik memiliki desain yang kalah dibandingkan desain produk serupa dari luar negeri. Alhasil produk Indonesia tidak terserap optimum ketika diekspor.

"Produk ekspor yang berdaya saing dan bernilai tambah dapat dilakukan melalui pengembangan desain produk, kemasan, promosi, dan sertifikasi. Kalau desain produknya tidak bersaing, maka sudah pasti akan sulit menembus pasar luar," kata Arlinda ditemui di Jakarta, Rabu (21/12).

Arlinda menjelaskan, secara umum pangsa pasar ekspor non-migas Indonesia di pasar dunia baru mencapai 0,89 persen atau senilai 131,73 dolar AS. Nilai ini jelas sangat kecil dengan perputaran uang dari nonmigas yang mencapai 14.779,93 miliar dolar AS.

Angka ini memperlihatkan Indonesia sebenarnya masih bisa meningkatkan produk untuk diekspor khususnya yang sektor nonmigas. Apalagi masih banyak negara yang belum tersentuh atau hanya sedikit menyerap produk buatan Indonesia.

Untuk meningkatan mutu desain sebuah produk yang akan diekspor, Kemedag telah bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) agar ada pengembangan desain bagi pelaku usaha melalui pemanfaat informasi.

Selain itu akan ada pengembangan produk ekspor berbasis desain melalui program Layanan Pengembangan Desain (Designers Dispatch Service/DDS) dan peningkatan kapasitas SDM di bidang desain melalui penyelenggaraan seminar, lokakarya, lomba desain, dan kegiatan lain termasuk pengembangan kemitraan bagi pelaku usaha ekspor berbasis desain.

Menurut Arlinda, salah satu produk yang telah memiliki desain baik adalah kursi buatan produsen dalam negeri yang mampu menembus pasar Milan, Italia dan dihargai sebesar 1.500 euro. Produk ini pun akan dipasarkan ke New York dan beberapa negara di Eropa serta Amerika. Tingginya nilai jual produk ini memperlihatkan semakin baik sebuah desain maka pembeli berani memberikan harga bagus untuk produk tersebut.

Direktur Utama PT Sarinah Hadriani Tjatur Setijowati mengatakan, sebagai perusahaan miliki negara pihaknya masih memberikan ruang besar untuk para pengusaha cilik yang ingin memamerkan produk mereka. Sarinah pun selama ini telah banyak turut serta dalam memasarkan produk-produk UKM lokal ke luar negeri.

Selama ini Sarinah mampu menjual produk UKM lokal ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika. Turki pun menjadi negara yang banyak mengambil barang yang dijual oleh Sarinah.  Setiap tahunnya,  Sarinah mampu menarik omzet hingga Rp 10 miliar. Angka ini disebut masih kecil dengan potensi pasar ekspor yang sangat luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement