REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejak awal Desember 2016 lalu Badan Urusan Logistik (BULOG) Devisi Regional (Divre) Yogyakarta telah menggelar operasi pasar (OP) beras di Kota Yogyakarta, Kulonprogo dan Bantul. OP beras tersebut akan terus dilakukan hingga akhir Desember jika masyarakat masih menginginkannya.
"Jika masyarakat masih menginginkannya kita akan lakukan terus. Ini agar harga di pasar tidak melonjak," ujar Kepala BULOG Divre Yogyakarta, Miftahul Adha, Rabu (21/12).
Menurutnya, stok beras di gudang BULOG sendiri cukup untuk 6-7 bulan ke depan. Dalam sebulan, biasanya Bulog DIY mengeluarkan beras sebanyak 4.500 hingga 5.000 ton perbulan.
Menurutnya, Bulog memiliki tanggungjawab untuk mengendalikan sejumlah komoditas. Seperti biasanya, setiap menjelang libur Natal dan Tahun baru, biasanya akan terjadi kenaikan harga sejumlah komoditas. Dan selama tiga hari mendatang pihaknya akan melakukan operasi pasar di Kantor Bulog dan beberapa wilayah lainnya.
Rencana awal, lanjutnya, pihaknya memang akan melaksanakan operasi pasar hingga 23 Desember mendatang. Tetapi jika nanti ada permintaan dari warga ataupun pemerintah daerah untuk kembali menggelar operasi pasar, maka pihaknya akan menggelar operasi pasar lagi hingga kebutuhan dirasa cukup.
Untuk operasi pasar ini, lanjutnya, pihaknya tidak akan membatasi jumlah pasokan. Berapapun kebutuhan warga yang ingin melakukan operasi pasar, maka akan Bulog berikan. Konsentrasi utama dari operasi pasar kali ini adalah beras murah, yaitu beras medium CBP dengan harga sektiar Rp 7.900 per kilonya.
Selain beras, dalam operasi pasar ini pihaknya juga menggelar dagangan berupa gula pasir, tepung terigu, minyak goring, telur ayam, bawang merah, cabai dan ada juga produk nonpangan seperti pakaian dan komoditas lain dengan harga yang murah. Harapannya, dengan operasi pasar ini harga sejumlah komoditas di pasaran akan terkontrol.