Selasa 20 Dec 2016 09:57 WIB

Kurs Rupiah Tertekan Sentimen Global

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Seorang karyawati menghitung uang Rupiah pecahan seratus ribu disalah satu tempat penukaran uang di Jakarta Pusat, Senin (18/7).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang karyawati menghitung uang Rupiah pecahan seratus ribu disalah satu tempat penukaran uang di Jakarta Pusat, Senin (18/7). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat tipis 7 poin atau 0,05 persen di kisaran Rp 13.382 per dolar AS pada perdagangan Selasa (20/12). Namun, kurs rupiah terus mengalami pelemahan di kisaran Rp 13.398 per dolar AS pada pukul 09.30 WIB. Sentimen negatif dari global menjadi faktor utama pelemahan rupiah. Sementara pada perdagangan sebelumnya rupiah ditutup di kisaran Rp 13.389 per dolar AS.

Analis Riset Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, indeks dolar AS menguat lagi walaupun tipis.

"Dolar AS juga menguat di perdagangan Senin di pasar Asia menandakan masih adanya permintaan dolar AS tinggi pasca-kenaikan FFR target 25 bps minggu lalu," kata Rangga, di Jakarta, Selasa (20/12).

Menurutnya, pasar masih mencermati hasil pertemuan BoJ yang jika menambah stimulusnya, imbal hasil obligasi global bisa tertahan kenaikannya. Hingga Senin kemarin, imbal hasil global mulai bergerak turun setelah sempat naik mengikuti kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Sementara itu kurs rupiah masih stabil walaupun dolar AS menguat merata di Asia pada Senin. Dengan sentimen domestik yang juga didominasi oleh berita negatif, pasokan dolar AS dari BI menjadi penopang rupiah yang utama.

Minimnya sentimen domestik membuat faktor global menjadi dominan dalam penentu arah rupiah yang dalam jangka pendek diperkirakan masih akan meminta pelemahan.

"Kekhawatiran pemerintah terhadap pencapaian defisit akhir 2016 yang bisa melebihi ekspektasi, kembali jadi perhatian dan ikut memberikan sentimen negatif," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement