REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2017 bisa lebih tinggi dari proyeksi 5,1 persen, asalkan sejumlah pembenahan dilakukan secara konsisten.
"5,1 persen cenderung baseline, kita berusaha di atas itu, 5,2 persen-5,4 persen," kata Darmin dalam acara "Prospek Ekonomi Indonesia" 2017 di Jakarta, Senin (19/12).
Darmin mengatakan pembenahan bisa dilakukan dengan secara konsisten membangun sarana infrastruktur, merealisasikan paket kebijakan ekonomi, serta melakukan reformasi dalam kebijakan fiskal. "Harus diakui mesin pertumbuhan kita belum bergerak secara full. Tapi kita sudah melakukan deregulasi untuk mendorong investasi dan melakukan perbaikan dari sisi fiskal melalui reformasi perpajakan," ucapnya.
Ia memastikan penguatan ekonomi domestik ini dilakukan karena perekonomian global diperkirakan belum sepenuhnya pulih pada 2017, akibat ketidakpastian politik yang terjadi di AS, Eropa, maupun Cina. "Ini dilakukan supaya kita tidak terseret oleh perlambatan ekonomi dunia, termasuk membuka ruang fiskal untuk infrastruktur dan pendidikan maupun kesehatan," tutur Darmin.
Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menambahkan perekonomian Indonesia pada 2017 bisa tumbuh sesuai proyeksi pada kisaran 5,0 persen-5,2 persen dengan dukungan konsumsi rumah tangga dan membaiknya kinerja ekspor. Namun, ia mengingatkan adanya sejumlah tantangan pada 2017 seperti risiko inflasi yang bisa mengganggu daya beli serta potensi shortfall penerimaan pajak meski tidak terjadi pemangkasan anggaran pada tengah tahun.
Selain itu, kata Lana, tantangan lainnya adalah potensi perebutan dana modal dengan AS meski likuditas global masih besar dan terjadinya proteksi perdagangan walau terjadi kenaikan harga komoditas global.
"Fokus kepada sektor domestik meski terjadi ketidakpastian. Dalam jangka menengah, bonus demografi bisa menjadi daya tarik, karena berpengaruh ke sektor konsumsi," ujar pengajar FE Universitas Indonesia ini.