Sabtu 17 Dec 2016 11:41 WIB

Ini Ide ‎Pembentukan Koperasi Syariah 212 Menurut Sang Penggagas

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Petugas memberikan penjelasan kepada calon anggota di  salah satu koperasi syariah. ilustrasi
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Petugas memberikan penjelasan kepada calon anggota di salah satu koperasi syariah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semangat umat Islam bangkit pasca-aksi bela Islam 212. Tak hanya dari sisi kecintaannya terhadap Islam, tapi juga merambah ke sisi ekonomi. Aksi 212 memicu munculnya pembentukan koperasi 212 yang digagas oleh Ketua Barisan Putra Putri Indonesia (BARA) Eka Gumilar. 

Bibit-bibit ide kebangkitan ekonomi umat sebenarnya telah muncul beberapa tahun lalu. Dia prihatin Indonesia memiliki rakyat yang besar, namun seringkali dalam banyak hal mereka hanya sebagai 'makmum', baik dalam kebijakan pemerintah, ekonomi, bahkan dalam urusan kesejahteraan banyak yang tertinggal. 

Sebelum aksi 212, dia kerap menggelorakan ajakan agar masyarakat memilih ke pasar tradisional dibanding swalayan besar dan menabung di bank syariah. Pasalnya gerakan tersebut merupakan sebuah kekuatan besar. 

Begitu ada momentum 212, dia pun melempar ide kebangkitan ekonomi umat di media sosial. Tak disangka, respons yang datang sungguh luar biasa. Ribuan surat elektronik masuk. Semua bersemangat atas ide koperasi syariah 212. Ada yang berani menyumbangkan tanah dan rumahnya. 

"Kalau kita bersatu, tidak ada yang tidak mungkin termasuk kebangkitan ekonomi," ujarnya saat menghadiri musyawarah pembentukan koperasi syariah 212 di Jakarta, Sabtu (17/12). 

Aksi 212 membuat Eka dan banyak umat Islam lainnya terenyuh dan terharu. Dia menyebut momentum 212 membuatnya tersadar. "Mereka memberi masukan, mari kita bangun. Saya tidak takut tidak miliki apa-apa. Kita memiliki umat dan keyakinan, kita akan besar," kata dia. 

Eka mengatakan sejarah mengajarkan bahwa penjajahan biasanya dibungkus dengan niat baik, seperti berdagang serta memberi modal dan bantuan. Namun lambat laun, penjajah menguasai Indonesia. Dari pengalaman itu, rakyat harus introspeksi diri dan menghindari 3 M yakni maling, malas, dan munafik. Koperasi syariah 212 diharapkan mampu berpartisipasi membesarkan Indonesia. 

Dia membayangkan, alangkah luar biasanya apabila ada koperasi syariah 212, minimarket 212, travel 212, dan sebagainya. Pasalnya uang-uang yang selama ini mengalir ke pihak asing, akan berbalik arah memberikan manfaat untuk umat. 

"Mudah-mudahan jadi sejarah bangkitnya koperasi di Indonesia. Semoga jadi koperasi yang sibuk mencari anggota tapi anggotanya yang memerlukan koperasi. Bukan sibuk mengurus pengurus, tapi sibuk mensejahterakan umat," kata Eka.

Saat ini berbagai hal mengenai nama, jenis, bidang usaha, dan pengurus koperasi syariah 212 masih dimusyawarahkan. Rencananya, hari ini juga keputusan tersebut akan diumumkan. 

Acara musyawarah ini dilaksanakan di Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta. Pihak penyelenggara tak menyangka antusias masyarakat terkait pembentukan koperasi ini cukup besar. Awalnya, mereka menargetkan 100 hingga 150 orang (mitra usaha koperas) tetapi ternyata ada 1.400 KTP yang masuk dan registrasi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement