Sabtu 17 Dec 2016 06:56 WIB

Setelah Anjlok, Pagi Ini Harga Emas Berbalik Naik

Emas Batangan (ilustrasi)
Foto: mycitya
Emas Batangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (16/12) atau Sabtu (17/12) pagi WIB, akibat teknikal rebound setelah jatuh secara dramatis sehari sebelumnya. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 7,6 dolar AS, atau 0,67 persen, menjadi menetap di 1.137,40 dolar AS per ounce.

Sebuah teknikal rebound dari penurunan harga emas yang tajam memberikan dukungan terhadap logam mulia, karena pasar bereaksi terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve AS. Analis mencatat bahwa pasar sedang bersiap untuk fokus pada kenaikan suku bunga 2017 mendatang, karena ekonomi AS sedang dalam proses membaik. Investor percaya the Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,75 persen ke 1,00 persen selama pertemuan FOMC Maret.

Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,75 ke setidaknya 0,75 adalah empat persen pada pertemuan Februari dan 26 persen untuk pertemuan Maret. Emas diberi dukungan lebih lanjut karena indeks dolar AS turun 0,22 persen menjadi 102,87 pada pukul 19.45 GMT. 

Indeks adalah ukuran dari dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih murah bagi investor.

Sebuah laporan yang dirilis pada Jumat (16/12) oleh National Association of Realtors yang berbasis di AS menunjukkan housing starts atau rumah yang baru dibangun mencapai 1.090 unit dan izin menderikan bangunan pada tingkat 1.201 unit. Kedua angka ini jauh lebih buruk dari yang diharapkan dan memberi dukungan terhadap harga emas.

Dampak jangka panjang dari kenaikan suku bunga the Fed akan membatasi kenaikan harga logam mulia dan cenderung mendominasi pemikiran pasar untuk minggu-minggu mendatang.

 

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement