Jumat 16 Dec 2016 14:01 WIB

Perbankan: Langkah BI Pertahankan Suku Bunga Sudah Tepat

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7 Day (Reverse) Repo Rate di 4,75 persen. Langkah ini dinilai perbankan sudah tepat untuk merespon faktor eksternal khususnya kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Fed Fund Rate.

Ketua Perhimpunan Bank-bank umum Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kenaikan suku bunga FFR sebesar 0,25 persen ke kisaran 0,50 - 0,75 persen kali ini sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, sehingga dampaknya tidak terlalu material.

"Saya rasa tepat bahwa BI menahan suku bunga acuan, sebagai sinyalemen bahwa BI menjaga stabilitas moneter," ujar Kartika pada Republika, Jumat (16/12).

Direktur Utama Bank Mandiri ini menilai, saat ini neraca pembayaran dalam kondisi membaik dan harga komoditas mulai bangkit. Kondisi tersebut membuat prospek perdagangan tahun 2017 menjadi lebih positif, meski dibayangi dengan perubahan kebijakan The Fed.

Sementara itu, Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN), Iman Nugroho Soeko menilai dampak kenaikan suku bunga FFR ke Indonesia belum akan terasa dalam waktu dekat. Dengan keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan tetap di 4,75 persen ia memperkirakan hingga sebulan ke depan dampak ke perbankan masih minim sekali.

"Artinya tingkat bunga dana pihak ketiga (DPK) dan kredit masih tetap stabil seperti saat ini," ujar Iman.

Setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu -Kamis (14-15/12) lalu, Bank Indonesia memutuskan untuk menahan BI 7 Day Reverse Repo Rate di 4,75 persen. Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung mengatakan, untuk arah kebijakan moneter ke depan, BI akan fokus dalam menyeimbangkan antara stabilitas makro ekonomi dan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.

"BI juga akan fokus mendorong transmisi suku bunga kebijakan ke perbankan," ujar Juda, Kamis (15/12).

Berdasarkan data Bank Indonesia, hingga November, suku bunga deposito turun sebesar 1,31 persen, sedangkan suku bunga kredit telah turun sebesar 0,67 persen. Ke depannya bank sentral memperkirakan suku bunga kredit dan deposito masih akan terus menurun. 

"Kalau lihat perilaku pada periode-periode sebelumnya khususnya apabila NPL terus membaik maka ruang penurunan suku bunga kredit akan berlangsung terus," ujar Juda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement