REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komoditas cabai di dalam negeri nampaknya sedang mengalami persoalan yang cukup berat. Setelah harga cabai seperti rawit merah yang masih tinggi di kisaran Rp 55 ribu per kilogram (Kg), juga tidak diimbangi dengan kualitas cabai tersebut.
Salah seorang pedagang cabai di Pasar Kramatjati Jakarta Timur, Mul menuturkan, harga cabai memang tidak menentu. Jika sebelumnya harga cabai sempat menyentuh harga Rp 80 ribu per kg, kini sudah turun di kisaran Rp 55 ribu-65 ribu per Kg.
"Harga cabainya nggak stabil pak. Stok ada tapi kalau cuaca hujan seperti ini pengaruh juga ke pengiriman. Waktu mau panen terus di daerah hujan, waktu sampainya ke kita telat. Cabai kan nggak tahan lama," kata Mul ketika berbincang dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, Kamis (15/12).
Selain mempengaruhi harga, curah hujan yang tinggi juga mempengaruhi kualitasa cabai. Bahkan banyak cabai yang terkena bakteri dengan jenis penyakit patek. Penyakit ini mempercepat pembusukan cabai, dan ketika satu cabai kena, maka penyakit ini akan menjalar ke cabai lain.
"Kalau di makan saya tidak tahu pasti. Tapi kalau dari perjalanan pengiriman ada cabai yang terkena patek bisa nular kesemuannya,"' ungkap Mul.
Hal serupa diungkapkan Suwarti, pedagang cabai di Pasar Minggu ini menjelaskan bahwa penyakit Patek dalam cabai mulai banyak seminggu ke belakang. Cabai yang akan dibelinya di bandar terlihat bintik hitam.
Karena ditakutkan tidak laku dijual, maka Suwarti pun enggan membeli cabai yang terkena penyakit tersebut. "Harganya emang lebih murah. Tapi takut nggak ada yang beli. Jadi saya juga nggak ambil," kata dia.
Menurut Suwarti, harga cabai rawit merah memang mengalami penurunan hingga Rp 65 ribu per Kg. Penurunan ini mulai terasa seminggu ke belakang. Namun cabai jenis lain, yakni cabai rawit hijau justru mengalami lonjakan harga. Dari harga yang biasanya Rp 35 ribu-40 ribu per Kg, saat ini telah berada kisaran Rp 65 ribu per Kg.
Selain cabai, kentang dan kol juga mulai naik harganya. Kentang yang diambil dari Dieng dan Bandung sekarang mencapai Rp 13 ribu per Kg untuk dijual. Sementara kol yang notabene berada di kisaran Rp 6-8 ribu per Kg saat ini naik menjadi Rp 10 ribu-12 ribu per Kg.