REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan tertopang oleh kinerja investasi yang terus meningkat. Latif menjelaskan, imbas positif dari penerbitan 14 paket kebijakan ekonomi dalam satu tahun terakhir adalah kenaikan pertumbuhan investasi baik asing atau dalam negeri di tahun depan.
Bahkan, Latif menggunakan istilah harvesting time atau masa panen terkait pertumbuhan investasi di tahun depan. Ia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi makro tahun depan akan berkisar di level 5,0 hingga 5,5 persen.
"Hasil dari paket 14 itu akan terealisasi di 2017. Nah, dengan segitu saja, dengan konsumsi, kemudian impact dari yang 14 itu, maka sebenarnya 5,45 persen (pertumbuhan ekonomi) itu sebenarnya dengan mudah dicapai," ujar Latif, Rabu (14/12).
Tahun depan, Latif melanjutkan, pemerintah tidak akan terlalu berharap dari kinerja ekspor Indonesia. Di sisi lain, justru konsumsi rumah tangga dan konsumsi masyarakat lah yang akan menjadi tumpuan di sisi kinerja investasi. Ia berpendapat, terjaganya pertumbuhan konsumsi akan berkontribusi pada terjaganya angka inflasi yang rendah. LIPI sendiri merilis hasil simulasi indikator makro ekonomi, bahwa angka inflais tahun 2017 akan terjaga di angka 4 persen.
"Untuk paket kebijakan ekonomi, terutama yang beri imbas langsung, yang berkaitan dengan kemudahan perizinan," katanya.