Senin 12 Dec 2016 08:38 WIB

Menperin: Indonesia Punya Banyak Industri Juara

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki cukup banyak cabang industri olahan non-migas yang juara dalam ajang pertarungan di pasar domestik maupun internasional. Sektor-sektor unggulan ini mampu tumbuh signifikan di tengah perlambatan ekonomi global dan memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, olahan non migas Indonesia memperlihatkan kinerja baik. Pada triwulan III tahun 2016, kinerja mereka di atas 5-6 persen. Industri makanan dan minuman misalnya, yang tumbuh 9,8 persen atau hampir dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya, industri barang galian bukan logam tumbuh sebesar 7,2 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 6,9 persen, serta industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik sebesar 6,2 persen. 

"Tidak berarti sektor-sektor lain yang pertumbuhannya rendah, tidak juara. Seperti di sektor agro, industri olahan CPO dan kertas kita, cukup berdaya saing di pasar ekspor,” ungkap Airlangga melalui siaran pers, Senin (12/12).

Airlangga menuturkan, pihaknya telah berbicara dengan prinsipal industri otomotif Jepang, mereka sepakat akan mengekspor produk dari Indonesia ke belahan bumi selatan. Kemudian, Indonesia juga dijadikan basis ekspor sepeda motor ke seluruh dunia dengan local content-nya yang sudah mencapai 90 persen. Innovation center mereka pun ada di Indonesia.

Menurutnya, hingga saat ini, sektor industri pengolahan non-migas masih menjadi pendongkrak utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyumbangkan 18 persen, meskipun perhitungannya mulai dari pengolahan bahan baku sampai di pintu pabrik. “Value chain industri tidak hanya sampai di pintu pabrik, tetapi hingga kepada konsumen atau industri lainnya,” ujar Airlangga.

Menperin meyakini, apabila perhitungan kontribusi industri ditambah dengan jasa terkait industri, kontribusinya bisa meningkat hingga 28 persen. Sebab banyak industri yang sangat terkait dengan pelaku usaha kecil. Contohnya untuk industri tekstil, akan berhubingan dengan penjahit yang ada di setiap perkampungan. Pun dengan industri otomotif yang menumbuhkan pelaku usaha di bidang perbengkelan, distributor, hingaa jasa tambal ban.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement