REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksi pada tahun depan akan ada ekspansi usaha sehingga mendorong pertumbuhan kredit. Ekonom dari Kenta Institute Eric Sugandi menilai, pada tahun depan dunia usaha memang cenderung lebih ekspansif.
Hal ini melihat kondisi internal dan eksternal pada tahun depan ekonomi diperkirakan tumbuh lebih cepat dibandingkan pada tahun ini. "Tahun depan saya forecast pertumbuhan ekonomi di 5,3 persen dibandingkan 5,0 persen tahun ini. Untuk pertumbuhan kredit tahun ini proyeksi saya di 7-8 persen, tahun 2017 di 9-10 persen," ujar Eric kepada Republika.co.id, Selasa (6/12).
Eric menuturkan, dari kondisi eksternal harga komoditas energi diproyeksi akan naik walaupun kenaikannya lambat. Hal ini akan membantu kinerja ekspor Indonesia, investasi di sektor energi, dan pendapatan kelompok rumah tangga yang berusaha di bidang energi.
Sedangkan dari sisi internal, ia menilai pemerintah optimistis bahwa konsumsi rumah tangga akan tetap kuat. Salah satunya karena inflasi yang terkendali dan tambahan income dari proyek-proyek investasi pemerintah dan swasta.
Sementara itu, lanjut Eric, investasi juga bisa tumbuh lebih cepat jika investor sektor riil sudah mulai persepsi positif tentang pertumbuhan ekonomi. "Tren penurunan suku bunga dan paket- paket kebijakan pemerintah mestinya akan dukung pertumbuhan investasi tahun depan," imbuh Eric.
Selain itu, pemerintah juga akan melanjutkan pembangunan infrastruktur. Adapun pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur ini akan menciptakan multiplier effect lewat konsumsi dan investasi juga.