Selasa 29 Nov 2016 15:17 WIB

Tahun Depan, Perbankan Dinilai Lebih Siap Hadapi Ekonomi Global

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad.
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menilai perbankan siap menghadapi fluktuasi dalam kondisi ekonomi global pada tahun depan. Meski masih banyak ketidakpastian pada ekonomi global, namun kondisi fundamental industri jasa keuangan di Indonesia, terutama perbankan cukup baik.

"Terutama dari kemampuan mengabsorb banyak risiko, dicerminkan dengan kecukupan modal yang sangat tinggi," ujar Muliaman di Jakarta, Selasa (29/11).

Muliaman menuturkan, OJK dan pemerintah terus berupaya mengeluarkan berbagai macam inisiatif untuk kembali mendorong ekonomi bergerak aktif kembali. Adapun kebijakan OJK misalnya mendorong program Jaring (Jangkau, Sinergi dan Guideline) yaitu kredit di sektor maritim, perikanan dan kelautan.

Ke depannya OJK juga akan mendorong paket pembiayaan di sektor pangan. Menurut Muliaman hal ini dilakukan demi mendorong ekonomi bergerak maju, rasio NPL bisa tertolong sehingga pertumbuhan kredit bisa naik lagi.

"Tahun depan saya optimis NPL akan improve. Karena kan ini sisa NPL dari tahun 2015 saat sektor tambang terpukul. Bank juga sudah menaikkan biaya pencadangan. Ini kurus tapi menyehatkan," kata dia.

Terkait kondisi ekonomi global yang masih penuh dengan ketidakpastian karena situasi pemerintah di AS, menurutnya bukan berarti tidak ada harapan. Ia meyakini situasi ekonomi global akan membaik pada tahun depan dan akan tumbuh sesuai proyeksi yakni sekitar 3,00 persen.

"Dan tentu saja dampaknya ke ekonomi kita akan bagus. Terutama kita sendiri optimis bisa 5,2 persen pada tahun depan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement